Manusia tidak lebih dari suatu bagian alam bendawi yang mengelilinginya. Oleh karena itu, segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia pun dapat diterangkan seperti cara-cara yang terjadi pada kejadian-kejadian alamiyah, yaitu secara mekanis. Manusia itu hidup selama darahnya mengalir dan jantungnya bekerja, yang disebabkan pengaruh mekanis dari hawa atmosfir. Dengan demikian, manusia yang hidup tidak lain adalah manusia yang anggota tubuhnya bergerak. Dalam islam, walupun secara fisik (mekanis) telah mati-jiwanya tetap hidup.
Bahkan bagi seorang mukmin, kematian adalah lanjutan hidup yang kekal dan abadi. Pengetahuan adalah sesuatu yang telah diketahui. Cara mengetahui sesuatu dapat dilakukan dengan mendengar, melihat, merasa, dan sebagainya yang merupakan bagian dari alat indra manusia. Semua pengetahuan yang didasarkan sebagai pengetahuan empirik, artinya pengetahuan yang bersumber dari pengalaman. Oleh karena itu, pengalaman menjadi bagian penting dari seluk beluk adanya pengetahuan. Yang secara filosofis menjadi bagian dari kajian epistimologis.