tag:blogger.com,1999:blog-73719460834356603982024-03-13T09:21:22.774+07:00ASLI BAJANG LOMBOK TENGAHAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.comBlogger84125tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-81912462101764710562015-03-21T08:37:00.003+07:002015-03-22T09:42:18.004+07:00Batu akik hitam tembus cahaya merah bergambar kalajengking (scorpion image)Salam damai<br />
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiorZx5eGkjDOnkQZBLGsGVDpRHj8Fm5BBBIPK_wtaQ0Zg90LjyweIP4X8Km2wkwESKhRNg7WfYdju_McK9383v6ljWAKSakTqeVPUwDjsYdb-kxR22UNhFQ1tbWFppTeYDoWuxU90bGgjP/s1600/20150321-0004.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiorZx5eGkjDOnkQZBLGsGVDpRHj8Fm5BBBIPK_wtaQ0Zg90LjyweIP4X8Km2wkwESKhRNg7WfYdju_McK9383v6ljWAKSakTqeVPUwDjsYdb-kxR22UNhFQ1tbWFppTeYDoWuxU90bGgjP/s1600/20150321-0004.jpeg" height="320" width="240" /></a>saat ini di indonesia dan se asia penuh dengan treending topic batu akik, batu mulia atau batu cincin. tapi anehnya kemarin hari jum'at 20/302015 siang saya sempat beli gagang untuk menggantikan gagang batu akik milik saya, yang ukuran besar dan saya juga memodifikasi agar lebih keliatan tren di kalangan muda. seperti ini gambarnya. oh ia selama saya punya cincin ini tdidak pernah disenter kecuali pada saat di bawa ke ahli (tempat pemasangan gagang) waw....dan super sekali bro..waktu disenter tembus cahaya merah dan mempunyai gambar kala jengking, </div>
<div>
<br /></div>
<div>
semua jadi heran apalagi saya bengong bingit waktu disenter malah keliatan gambar kala jengking warna merah, akhirnya pemasang gagang menawarnya 500 ribu, tapi saya tetep tidak mau, dan ada lagi yang datang atau tamu baru yang membeli gagang cincin dia tidak terfokus sama apa yang di belinya gara-gara heran melihan batu akin saya yang tembus cahaya merah dan bergambar scorpion. mau tau gambarnya ini gan...<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQsPzp-gUq35SsWhSMyLxeXe0gpNwylplZWOecx4hAiBBoE2E8gNOUdM8Egif2eMZUMa1kJK79j6yjM5hwRfKDf4-Bow1IWHct3c1aW3jiHMVG36KZUJNn1c-4479YexPFIJju7wJSvni3/s1600/20150320-0002.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQsPzp-gUq35SsWhSMyLxeXe0gpNwylplZWOecx4hAiBBoE2E8gNOUdM8Egif2eMZUMa1kJK79j6yjM5hwRfKDf4-Bow1IWHct3c1aW3jiHMVG36KZUJNn1c-4479YexPFIJju7wJSvni3/s1600/20150320-0002.jpeg" height="200" width="150" /></a></div>
</div>
<div>
ha..ha..saya lebih pede sekarang bro dari kemarin orang orang ngomong terus batu akik, dan sekarang saya sudah punya dan selalu disenter ha...pamernih..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
oh ia karena tren batu akik saya sempatkan diri untuk belajar ilmu gemologi atau ilmu yang mempelajari batu permata alami dan batuan. jadi nama batu hitam ini Scorpio Hematite Stone</div>
<div>
scorpio diambil dari kulitas cahaya gambar pada batu dan hematite itu sudah di pakai di dunia eropa, yang berjenis batu hitam saja</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
batu akik hitam tembus cahaya merah gambar kalajengking ini sangat aneh dan jarang ditemukan di zaman digital. untuk itu besar harapan saya untuk tidak menjualnya. </div>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">
</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-69604072328813475942014-09-05T09:07:00.002+07:002014-09-05T09:07:51.618+07:00Desa Beleka Menyapa Dunia<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWhNANzfxIeP15MwtNCzrf6W8LNqmhoXZT4rGwBUEjwrxaJHWC0NsGXMz8sL_3Zr6euklQqcMKmqxecw8uys50bulXPHNEzmaKZD9UzqH3YIUoHBqYxlkf7XEBAAUConLfM5EeC1DqNIZn/s1600/beleka2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWhNANzfxIeP15MwtNCzrf6W8LNqmhoXZT4rGwBUEjwrxaJHWC0NsGXMz8sL_3Zr6euklQqcMKmqxecw8uys50bulXPHNEzmaKZD9UzqH3YIUoHBqYxlkf7XEBAAUConLfM5EeC1DqNIZn/s1600/beleka2.jpg" height="150" width="200" /></a><b>Beleka</b> adalah salah satu <a href="https://www.blogger.com/null" title="Desa">desa</a> yang terletak di Kecamatan <a href="https://www.blogger.com/null" title="Praya Timur, Lombok Tengah">Praya Timur</a>, <a href="https://www.blogger.com/null" title="Kabupaten Lombok Tengah">Kabupaten Lombok Tengah</a>, Provinsi <a href="https://www.blogger.com/null" title="Nusa Tenggara Barat">Nusa Tenggara Barat</a>, <a href="https://www.blogger.com/null" title="Indonesia">Indonesia</a>. Desa ini sebagian besar penduduknya bersuku Sasak. dari tahun ke tahun ekonomi bisnis terus berkembang dan menjelajah dunia nusantara indonesia ataupun luar negeri. seperti yang dikatakan oleh pemilik galery handcraft saudara haryono kemarin tanggal 15 agustus 2014 turis asing dari UEA datang dan membeli barang dan sebagian karyawan kami ikut narsis ketika pengambilan gambar. jelasnya..</div>
<div style="text-align: justify;">
pemerintah desa beleka juga ikut berpatisipasi dalam perkembagan bisnis mikro dan makro ataupun tinggat global dengan bekerjasama dengan kementrian pariwisata dan dinas perekonomian dan perdaganan kabupaten lombok tengah. salah satu cara pemerintah desa membuat forum atau seminar tingkat desa di aula kantor desa beleka. dengan tema usaha anyaman rotan dan keta."dengan ini kami sangat berterimakasih kepada pihak terkait bisa ikut berpatisipasi dalam membuat forum bisnis anyaman rotan dan keta. kata rojan sebagai pedangan rotan di desa beleka.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun juga perkembangan ekonomi bisnis beleka saat ini sangat berkembang pesat antar daerah, seperti yang sampaikan saudara bayu pemilik salah satu artshop handcraft " bulan agustus kemarin kami kejakarta untuk mengikuti pameran dan penjualan produk indonesia dan alhamdulillah hasilnya memuaskan" jelasnya</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiESqX6OzFTf0KFT28p8xmaTfG99w5SsCdN3wJaNIe3MaXfGybjaRtXdGH3cSB_fFtvDr_2FasscedFsNP2tBbBL1JmSF9nIiuiKNR45BiZMgfFdFoq7pJ3dWG1LoVkKUwocg89uMV_rgXA/s1600/beleka+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiESqX6OzFTf0KFT28p8xmaTfG99w5SsCdN3wJaNIe3MaXfGybjaRtXdGH3cSB_fFtvDr_2FasscedFsNP2tBbBL1JmSF9nIiuiKNR45BiZMgfFdFoq7pJ3dWG1LoVkKUwocg89uMV_rgXA/s1600/beleka+1.jpg" height="300" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Di desa belaka juga saat ini galery dan artshop tetap berkembang dari tahun ketahun, kata staf desa beleka disaat mendata ulang pemilik toko barang antik atau anyaman rotan,bambu, dan keta. </div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak lupa juga selain dari penjualan barang antik semua bisnisman ikut bimbingan tehnik ekpos pada tahun 2013 di mataram sequre hotel. dalam hal ini semua tehnik penjualan dalam negeri dan luar negeri di jelaskan oleh pemateri bintek. dan alhamdulillah desa beleka saat ini sudah bisa menyapa dunia bisnis internasional. saat ini juga penulis ikut mengawasi perkembangan desa beleka dalam observasi perkembagan ekonomi global. untuk ikut serta dalam melestarikan budaya sasak tanpa upah ataupun honorer. aduh sori jadi curhat ni...oh ia semua dokumen foto di ambil dari facebok haryono zulkarnain.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjem7LQ0yT1hDoK9CaF7svOa3wY8n7iFdn3l4IwuvQT4DdEC74_i33vinp9JgPcVoP5bD9xjK6bMRlJYDtnvJ0HtwSblLJns3tE9330GGLcPtN59MTCRneiExmXOIT5Nei6DspWkYkm2GN2/s1600/beleka3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjem7LQ0yT1hDoK9CaF7svOa3wY8n7iFdn3l4IwuvQT4DdEC74_i33vinp9JgPcVoP5bD9xjK6bMRlJYDtnvJ0HtwSblLJns3tE9330GGLcPtN59MTCRneiExmXOIT5Nei6DspWkYkm2GN2/s1600/beleka3.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
(copas dari sebelah bro)</div>
<div style="text-align: justify;">
Desa Beleka adalah salah satunya. Desa yang terletak 15 km di arah
Timur kota Praya, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah ini
merupakan salah satu pusat kerajinan tangan, terutama kerajinan rotan
dan ketak. Selain rotan, kerajinan lain yang diproduksi adalah kerajinan
kayu, keris dan keramik. Sudah lebih dari 25 tahun desa ini menjadi
supplier kerajinan rotan untuk dijual kembali di Bali.<br />
Pemandangan para wanita yang bekerja memilin rotan merupakan
pemandangan umum yang terlihat sehari-hari di Desa Beleka. Tidak peduli
dengan panasnya udara dan teriknya matahari, ibu-ibu duduk beralaskan
tikar di depan rumah, memangku rotan di pangkuan sementara tangannya
lincah bergerak mengolah rotan menjadi barang kerajinan sambil asyik
berbincang dengan ibu-ibu lainnya. Sementara bapak-bapak bertani,
ibu-ibu ini membuat kerajinan setelah pekerjaan rumah tangga selesai
dikerjakan.</div>
<span class="fullpost">
</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-21374978761372570782013-05-23T20:42:00.001+07:002013-05-23T20:44:38.908+07:00Dunia semakin tua<span class="fullpost">Banyak orang yang mengatakan dunia sudah berumur tua, dan beberapa orang yang meninggal dunia berpesan untuk rajin berbuat baik pada tuhan dan umat tuhan serta ciptaan tuhan yang ada di dunia. setiap waktu ada perubahan yang kecil dan besar, nampak dan tak nampak, sengaja dan tak sengaja, apakah harus ada perubahan dalam kehidupan di dunia yang tua, dunia oh dunia kata roma irama menyanyikan lagunya. namun pendengan hannya tinggal dengar bukan untuk memperhatikan isi dan makna yang terkandung dalam </span><br />
<span class="fullpost">lirik lagu tersebut. </span><br />
<span class="fullpost">Oh ia jangan sampai heran kalo banyak orang yang meninggal karena bunuh diri, diperkosa, dianiaya, ditabrak dan kecelakaan berkendaraan. karena dunia itu butuh berubah ibarat panggung yang ada wayangnya, panggung sebagai dunia dan wayang sebagai manusia di atas dunia kehidupan, dan dalang sebagai penguasa dari panggung dan dunia yaitu tuhan _Allah_,<a name='more'></a></span><br />
<span class="fullpost">Dunia sudah tua karena orang berfikir filsafat,kritis dan mengerti dalam kehidupan duniawi. dan juga beberapa bidang dalam ilmu pengetahuan dunia juga punya umur, seperti manusia. manusia bisa mati dan dunia bisa juga mati dengan cara kiamat dalam bahasa agama. dalam kehidupan ada tiga dunia yaitu, dunia maya,realita,dan dunia akhirat. he he....nah sekarang bagai mana untuk mengoptimalisasikan dalam kehidupan tiga dunia. nah itu yang susah....tapi coba kita lawan dengan cara berfikir panjang atua pendek, pilih mana panjang atau pendek.?</span><br />
<span class="fullpost"><br /></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-27099316942200752572012-11-12T23:35:00.002+07:002012-11-12T23:40:25.650+07:00Sejarah Filsafat Pendidikan Cina<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfXoO_zBKj8dBSh7BBP6fr5XzauTDDFBvDVtLDObaQsqID-5_eWgvINFQC2LL1g1JgZm48K3DqFOq8SA7uvdpmFklNgr09nK7WpQddVp3fhNdjZ2txTZDee1nZC86y-qE2ohopZhBK5WsD/s1600/ha+ongos.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfXoO_zBKj8dBSh7BBP6fr5XzauTDDFBvDVtLDObaQsqID-5_eWgvINFQC2LL1g1JgZm48K3DqFOq8SA7uvdpmFklNgr09nK7WpQddVp3fhNdjZ2txTZDee1nZC86y-qE2ohopZhBK5WsD/s200/ha+ongos.jpg" width="125" /></a><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Filsafat pendidikan dalam kehidupan
sehari-hari, jiwa manusia terpenuhi dengan urusan dan pelik liku kehidupan.
Kehidupan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, semua kehidupan
tidak lepas dari dimensi waktu (<i>Dimensi Of Time</i>). Filsafat pendidikan di
indonesia bayak pengolahan dari bangsa pribumi dan disisi lain ada juga yang
menerapkan konsep filsafat pendidikan dari tokoh-tokoh islam, seperti, Imam al-Ghazali,
Ibnu Kholdun, Al-Zar Nuji, kebanyakan dari pendidikan pesantren. Sasaran
filsafat pendidkan yang dimaksud penulis adalah sasarannya adalah Konsep jiwa
manusia untuk mencapai “paham dan kesadaran” anak didik, yang kita mengerti dan yang kita pahami kadang
berbeda-beda separti kata imam al-Ghazali mengatakan bahwa konsep jiwa adalah
yang tertanam kuat dalam diri manusia, adapun diliahat dari segi biologi jiwa
itu adalah hati. Maka dari sini penulis mengambil tulisan dari buku sejarah
filsafat cina yang ditulis oleh Fung Yu Lan. Tujuan penulis disini adalah untuk
membagi tulisan dan bacaan serta wawasan yang penulis dapatkan dari bacaan. He
he..lansung aja deh.</span></span></span><br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Kedudukan filsafat dalam
peradaban cina bisa disamakan dengan kedudukan agama pada peradaban-peradaban
lain. Di Cina, filsafat selalu menjadi perhatian bagi setiap orang yang
berpendidikan. Pada masa lalu, jika seseorng merupakan orang yang berpendidikan, maka pendidikan yang ia
terima adalah bidang filsafat. Ketika
anak-anak masuk sekolah, maka buku yang empat (<i>The Four Book</i>), terdiri
dari untaian ajaran Conficius (<i>Confucius Analects</i>), buku Mencius (Book of
Mencius), pelajaran Agung (<i>The Great Learning</i>) dan doktrin jalan tengah
(<i>The Doctrine Of The Mean</i>), merupakan buku-buku yang pertama kali meraka
baca. Buku yang empat itu adalah naskah-naskah yang terpenting dari filsafat
pengaut Neo-Confusionisme.</span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> Kadang ketika anak-anak baru mulai belajar membaca
huruf, mereka diberi sejenis buku pelajaran (<i>TexBook</i>) membaca. Buku ini
dikenal dengan buku klasik tiga huruf (<i>Tree Caracter Classic</i>), dan
disebut demikian karena masing-masing kalimat di dalamnya terdiri dari tiga
huruf yang diatur sedemikian rupa sehingga ketika dibaca mereka menghasilkan
efek Ritmik, dan dengan demikian membantu anak-anak untuk mengingatkan secara
mudah. Buku ini sesungguhnya adalah buku tingkat dasar, pernyataan yang paling
awal di dalamnya adalah bahwa “ kodrat manusia pada awalnya adalah baik”
peryataan ini adalah salah satu gagasan fundamental dalam filsafat Mencius. (berambung)</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Oleh Hartono Juanaidi,S.Pd.I</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 150%;">Ditulis pada 12-12-12
untuk mengisi kekosongan kegiatan dalam kehidupan</span></span></span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]--><br />
<h2>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span class="fullpost">
</span></span></span></h2>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-5072573045252933702012-11-11T08:44:00.000+07:002012-11-11T09:00:40.614+07:00Protes Tuhan<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFqTIXXuWkpNpc5elAakLucZLQOQ8qOzISlrIgPzYmcVC32_0uovtsDqbbG-ciUYodBDWcZkiyDil8kiEd0q80AKpudJS7E2vA29Re4xyrli9HKklx_109CjfLliD8h1XYugXYU3Bhjt2b/s1600/ongos.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFqTIXXuWkpNpc5elAakLucZLQOQ8qOzISlrIgPzYmcVC32_0uovtsDqbbG-ciUYodBDWcZkiyDil8kiEd0q80AKpudJS7E2vA29Re4xyrli9HKklx_109CjfLliD8h1XYugXYU3Bhjt2b/s200/ongos.jpg" width="150" /></a>BANTAH TUHAN-TUHANTU-HANTU ? </div>
<div style="text-align: justify;">
Bismillahirrohmanirrohiim </div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia mulia karena ia bisa berpikir dengan akalnya, kini manusia telah mampu merealisasikan yang telah lama diimpikannya untuk menerobos batas bumi guna menemukan keajaiban dan rahasia alam semesta ini. Kenyataan ini telah membawa manusia semakin dekat kepada hakikat yang ada dibalik penciptaan dunia ini. Semakin jauh ia menerobos semesta raya ini dan mempelajari dunia-dunia lain dari yang Maha Pencipta, ia semakin terkesan dengan keseimbangan dan keserasian yang ia temui dalam segala aspek. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari pengamatannya, ia dapat melihat dengan jelas bahwa tidak terdapat variasi (yang salaing bertentangan) dalam hukum alam. Semuanya merefleksikan adanya satu kesatuan yang membuktikan keagungan dan ke-Esaan keagungannya.
Malam senin 04/03/12 penulis dilokasi P2M (istilah KKN) yang diselenggarakan oleh IDIA prenduan bertempat disebuah desa kecamatan Ganding kabupaten sumenep, malam tersebut sungguh meriah dengan adanya lomba puisi tingkat SMP dan SMA, waktu demi waktu tepat pukul 21:18, ada dua seorang pemuda naik panggung yang telah disipkan oleh panitia lomba dan ia membaca puisi dengan diiringi lagu budaya madura (maaf penulis masih belum banyak ngerti bahasa madura) oleh salah satu temannya. Pada Detik 00:45 inilah zaman gila... memgan kita..kita ikutan gila, ingat...ingat maka kita tidak kebagaian apa apa,ingat....ingat... seuntung-untungnya orang gila, lebih untung persilatan latihan walau pun kemesir, .......,tertawa dan tertawa inilah gila dalam kurun-kurun ketuhanan. Tepat pada menit ke 09:49, ia berteriak, Tuhan-tuhan..... kenapa aku belum memeluk kemarahan dan tawa, ha ha..... engkau pun nyengir dalam pedih, tapi engkau bicara padaku tuhan itu sempurna, apa itu satu dua empat atau lima?, bahkan seluruh.... tuhan itu dalam ayat-ayat satu saja...kamu tuhan kamu tuhan...hantu...tuhan han-tu tu-han tuhantu..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Apakah yang dimaksud dengan puisi diatas? Dalam benak penulis menanggapi bahwa banyak manusia yang sudah gila dengan, harta, bahasa, jabatan dan ilmunya, tuhannya. tapi apakah itu pantas dinamakan gila? Dalam lanjutan puisi diatas pada menit ke 09:49, engkau bicara padaku (bahwa) tuhan itu sempurna, dalam kalimat engkau seolah-olah tuhan yang bicara melalui ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an, bukankah al-Qur’an itu petunjuk? Apakah tuhan pernah bicara dengan ayatnya dengan menyebut dirinya sempurna?, jika ada, maka sang pembaca puisi pun benar mengatakan seperti yang di atas. Adapun yang sempat penulis dengar dalam bacaan puisi tersebut, ia mengatakan, tuhan itu satu, apakah seperti alif ?
Penemuan ini secara niscaya akan berdampak pada penalaran manusia dalam upaya memahami alam semesta, memahami kehidupan, dan memahami tuhan sebagai penciptanya. Seperti yang dikatakan oleh Afzalur Rahman dalam bukunya yang diberi judul Ensiklopediana Ilmu Dalam Al-Qur’an bahwa, “kesadaran yang semakin meningkat akan memberikan manusia peluang yang lebih besar untuk mempelajari kekuatan-kekuatan fisik dan hukum-hukum fisik yang bekerja dalam alam semesta sehingga membuka cakrawala pengetahuan tentang alam ini dan penciptanya”.
Bukahkah manusia sudah diingatkan oleh tuhanya melalau ayat-ayat suci seperti yang dijelaskan dalam surat Luqman ayat 20 bahwa “ dan diantara manusia ada yang membantah tentang (ke-Esaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-38735876915139427402012-09-15T21:21:00.000+07:002012-10-15T07:56:42.626+07:00Arti Dan Hakikat Reggae Menurutku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Bermula dari warna yaitu merah kuning hijau. merah adalah masa lalu, kuning adalah masa sekarang, hijau adalah masa depan. begitulah kalo dilihat dari pikiranku. nah kalo dikaitin ama agama , warna merah itu tuhan, kuning itu malaikat, hijau itu nabi. jadi jika dilihat dari kehidupan, merahnya adalah darah, hijauny adalah urat, kuningnya adalah tulang.<br />
jadi dalam kehidupan sehari aku juga binggun mau nulis apa tentang musik dan khas reggae.<br />
<a name='more'></a>dan ini hanya iseng-iseng aja biar ada yang dilakuin. ha ha ha i so happy creating abaut this topic. soalnya tiep detik, tiep menit, tiep jam, tiep hari aku ngedengerin musik reggae. terserah reggae klasik atau modern. tradisonal atau non tradisional, yang penting aku suka suka suka he he.<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-43384612044143146602012-07-12T01:37:00.003+07:002012-07-14T15:04:25.504+07:00Selamat datang bulan ramadhan 2012<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE-f8XtExi8B1Li-gx5EkunzJ54o0DTNt51O2LepyHFnQqfn_BXP1I70Aly2fDKN4IX059Do5KkIJ7qEU7y38Gy0b5AsLTB6HMQa2C1fSkPz8Wv7_jwpeqWuWBTY36dktUbB64CWToDBKi/s1600/kiai+maktum+ongos,.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE-f8XtExi8B1Li-gx5EkunzJ54o0DTNt51O2LepyHFnQqfn_BXP1I70Aly2fDKN4IX059Do5KkIJ7qEU7y38Gy0b5AsLTB6HMQa2C1fSkPz8Wv7_jwpeqWuWBTY36dktUbB64CWToDBKi/s200/kiai+maktum+ongos,.jpg" width="150" /></a></div>
<span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: left;">Do'a malaikat jibril menjelang nisfu sya'ban: YA ALLAH ....abaikanlah puasa umat nabi muhammad SAW apabila sebelum ramadhan dia belum: memohon maaf kepada kedua orang tuanya jika keduanya masih hidup., bermaaf-mafan antara kedua suami istri., bermaaf-maafan dengan keluarga-kerabat beserta orang sekitar. MAKA saat itu do'a malaikat jibril di-aminkan oleh rasusulallah SAW sampai tiga kali (sok alim nih.)</span><br />
<div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;"></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;">Tidak bayak, orang yang mengetahui apa dan bagaimana untuk mempersiapkan diri, ego,jiwa,dan raga. eh ternyata malaikat jibril berdo'a seperti kata yang diatas. jati tidak salah kalo bulan ramadhan ini disebut bulan suci, karena untuk memasuki bulan ramadhan kita dianjurkan untuk saling memaafkan bersama orang tua, sahabat, keluarga suami istri.</span></span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="line-height: 18px;"><br /></span></span></div>
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-18744063831896381402012-06-19T22:50:00.001+07:002012-07-17T08:19:19.716+07:00Asli Pantun Lombok Sasak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtS8Ty29vT0swba74iJt4BJkg4IeGRiPHwErUz7mZijfuw849em1RRkSYTnWo__9sMdKuO6EWdEJGDKdQURTG5pqMbuJXAXx1G_0pNCQvfBzV46vNDT_GAAjNW0RJCJp9OxjXVYv4AtAjQ/s1600/Opmod.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtS8Ty29vT0swba74iJt4BJkg4IeGRiPHwErUz7mZijfuw849em1RRkSYTnWo__9sMdKuO6EWdEJGDKdQURTG5pqMbuJXAXx1G_0pNCQvfBzV46vNDT_GAAjNW0RJCJp9OxjXVYv4AtAjQ/s320/Opmod.jpg" width="243" /></a></div>
<span class="fullpost">Manggis kuning lek kebon rarang </span><br />
<span class="fullpost">rinciq empaq sik galih mamben</span><br />
<span class="fullpost">manis kuning sik lain pemangan</span><br />
<span class="fullpost">sugul jebak sik ngalih angen</span><br />
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<span class="fullpost">Belek ujan siq tie daye </span><br />
<span class="fullpost">mun beklabur siq kokoq babaq</span><br />
<span class="fullpost">belek utangqu leq beraye</span><br />
<span class="fullpost">snggup nyaur wah siq awaq </span><br />
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<br />
<span class="fullpost">Ape awis lek galeng bulan</span><br />
<span class="fullpost">awis antap sak begulungan</span><br />
<span class="fullpost">ape tangis sebulang-bulan</span><br />
<span class="fullpost">awis awaq sak teburungan</span><br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<span class="fullpost">Timaqn lueq siq dare ngindang</span><br />
<span class="fullpost">arak sopok betali rante</span><br />
<span class="fullpost">timaqn lueq terune midang</span><br />
<span class="fullpost">side doang penyedaq ate</span><br />
<br />
<span class="fullpost">Talet tebu siq pade tinggang</span><br />
<span class="fullpost">pinaq jangkih siq tanaq malit</span><br />
<span class="fullpost">lamun tetu ntan de girang</span><br />
<span class="fullpost">silaq antih karing sebalit</span><br />
<span class="fullpost"><br /></span><br />
<span class="fullpost">Pataq bireng siq jami tinggang</span><br />
<span class="fullpost">paoq beleq leq bawon batu</span><br />
<span class="fullpost">badaq inaq entan de girang</span><br />
<span class="fullpost">kanggo endeq aku jari menantu</span><br />
<span class="fullpost"><br /></span><br />
<br />
<span class="fullpost"><br /></span><br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-52228651466980864702012-04-27T08:03:00.000+07:002012-06-19T22:25:38.732+07:00Modus Anomali Mirip Dengan Hyya Ibnu Yagzan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJ4G4asSTAK_p-ew9KfPRyTqBogWgmS-N1V702syiwZXoRg-z2LtVhdRZZszW-4vABLCc_18JFSxuWXtBClbO91mE-DiO1bKvgKQh_4IEfV9qj4kNU81gCPI3402Dh71LDO-IxuHRMzs1/s1600/modus+ibnu+tuffail.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGJ4G4asSTAK_p-ew9KfPRyTqBogWgmS-N1V702syiwZXoRg-z2LtVhdRZZszW-4vABLCc_18JFSxuWXtBClbO91mE-DiO1bKvgKQh_4IEfV9qj4kNU81gCPI3402Dh71LDO-IxuHRMzs1/s200/modus+ibnu+tuffail.jpg" width="132" /></a></div>
<span class="fullpost">ok bro, tadi pukul 06:00 aku baca koran jawa pos, tepat halaman demi halaman ada filem baru karya joko anwar, dalam filem ini "ada seorang pemuda hidup dalam hutan dengan sendiri, dan sampai sampai lupa namanya sendiri" ...dalam cerita ini aku dapat kesimpulan kolo tokoh utamanya akan mencari kesadaran dengan sendirinya. jadi dalam filem modus animal ini mirip banget ama karya ibnu tufail sang penulis, filosof,sufi, dan ahli kedokteran asal andalusia (sekarang sepanyol) dan orang andalus meenyebut ibnu tufail ini dengan nama </span><span class="blocktext">Abubacer. ibnu tufail pernah juga nulis novel dengan judul..</span><br />
<a name='more'></a>Hyya Ibnu Yagzan (“kehidupan anak kesadaran”<span class="blocktext">), dalam novel ini menceritakan sorang anak baru lahir dan disusui oleh binatang, dalam satu pulau kecil dan akhirnya menemui kesadaran dengan sendirinya. jadi kemiripan menurutku dalam modus animal dan Hyya Ibnu Yagzan sama sama mencari kesadaran. kalo gak percaya coba baca novelnya ibnu tufail yang versi indonesia.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-6614072150643322992012-04-19T09:30:00.000+07:002012-04-19T09:30:46.100+07:00Pantun Sasak Lombok 2012<span class="fullpost">araq nyiur leq bawaq puntiq</span><br />
<span class="fullpost">araq paku leq atas papan</span><br />
<span class="fullpost">araq bersukur ye saq penting</span><br />
<span class="fullpost">araq laku sak tebeng jabatan.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-91639850036922607522012-04-01T09:05:00.000+07:002012-04-01T09:05:11.797+07:00Do’a Tukang Becak<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CWINDOW%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CWINDOW%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CWINDOW%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">BBM naik sama dengan rakyat pada miskin, DPR minta naik gaji. Begitulah lagu yang dilantunkan oleh band slank. Mungkin ada kaitannya dengan demo DPR , tapi yang jadi pertanyaan kenapa demonstran perang sama polisi?. Tapi bagaimana dengan do’a nya tukang becak?. ,,,<i>Oh tuhanku aku<span> </span>bersyukur atas kenaikan BBM ini jika tidak pasti sedikit yang naik becak. Oh tuhanku yang maha pengasih, kenapa dengan kenaikan BBM ini engkau kasih sedikit cobaan kepada mansia yang sedikit bersyukur. Tuhanku engkau maha penyanyang, sanyangilah aku sebagai tukang becak yang jauh dari korupsi. Oh tuhanku kenapa engkau, mengasihi cobaan ini kepada penduduk Indonesia, apakah karena orang Indonesia kurang bersyukur atas nikmat yang engkau berikan,,, </i>Akhirnya tukang becak pun bangun dalam tidurnya, gara-gara dibangunkan oleh penumpang yang minta diantar ke pasar. <a name='more'></a><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Seperti yang kita lihat dalam informasi kenaikan BBM, banyak yang jadi korban antara mahasiswa dan polisi. pernah kita lihat/baca yang paling banyak di tv, internet dan Koran yaitu polisi dan mahasiswa dan aktivis yang jadi sasaran media. jadi Untuk menghindari kenyamanan hidup dalam lingkungan hidup. Pemerintah harus membuat jalur resmi untuk becak, dengan begitu status budaya Indonesia tambah meningkat dan eksis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dalam hidup hemat dan bermasyarakat, hanya becak yang cocok untuk masyarakat yang ingin hidup aman dan nyaman. Tapi bukannya saya tidak mau melawan hidup kekinian (modern) , jika diteliti lebih jelas hidup ini berputar seperti putaran roda. Jika becak tidak berjaya pada tahun sebelumnya maka dengan tahun ini mungkin sudah waktunya untuk berjaya. Contohnya touris (orang asing) yang masuk ke indonesia pasti lebih memilih becak untuk berkeliling di kota wisata. <i>The Becak Way</i><span> </span>buku yang ditulis oleh tukang becak yakni </span><i>Blasius Haryadi</i> asal yogjakarta<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">, ini sebuah tanda, becak akan berjaya dalam hidup kekinian (modern). <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Apakah do’a saya diterima oleh tuhan ?<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-10448559625159794282012-03-17T21:48:00.001+07:002012-03-17T21:56:25.035+07:00Bahagiakah ?<div style="text-align: justify;">Apakah benar kalo semua orang itu butuh bahagia? Jika benar maka, ia telah mem-fungsikan hati ,nurani,jiwa, dan rohnya. Namun sedikit-banyaknya orang pasti butuh kebahgian. Tapi gimana cara orang bahagia? Apakah bahagia ini bisa diracari dengan sengaja atau tidak sengaja? (aku bingung) tapi dalam analisisku sendiri kebahagiaan hanya ada dalam hati yang bertempat pada jiwa. Karena kadang kita sering melihat yang indah tapi tidak mem-bahagiakan, jadi tepat katanya imam al-ghazali, kebahagiaan itu tumbuh dalam jiwa manusia yang terdalam. Jika jiwa sudah tenang dan damai maka terjadilah kebagiaan yang emang bener-bener bahagia. (buktiin kalo ga percaya)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Memang aku sadar sendiri, tidak pantas ngomong-nulis seperti ini (masih muda) namun kita sering denger kata tuhan dalam ayat suci, aku ajari mansia melalui pena namun dalam ayat sebelumnya telah ditekankan kalo manusia itu harus baca atas nama tuhannya. Apakah aku salah kalo nulis seperti ini. Apakah aku sombong atau curhatkah atau mungkin ini sebuah bukti kalo manusia itu bisa baca dan nulis. Kalo gara-gara baca dan nulis ini alas an yang “benar”. jadi kebukti dong apa yang dikatakan tuhan dalam ayat sucinya.</div><div style="text-align: justify;">Aku kan manusia ..! harus sedikit tau dong tentang manusia, walapun ada ilmuan yang pernah bilang “dalam diri manusia sendiri sangant banyak pelajaran” pelajaran apa? Apakah pelajaran kehidupan, zamankah? Ini yang belum disadari ama manusia-manusia. Jika anda manusia pelajarilah mulai dari diri sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedikit banyak yang belum kita tau tentang manusia, udah biasa dalam telinga dengan istilah, berpolitik, demokrasi, berbudaya, berkembang (revolusi), apalagi tentang kehidupan beragama aduuuh, banyak deh.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kadang aku berfikir kalo agama itu hanya sebutan yang digunakan oleh manusia, karena dalam bahasa sangsekerta agama itu tradisi, sedangkan tradisi itu tidak jauh dengan kebudayaan, dan kebudayaan-pun tidak jauh dari manusia, juga manusia tidak jauh dari kehidupan, walaupun kehidpan yang bergantung kepada alam dan tuhannya. Apa benar kalo agama itu jalan-lancar gara-gara ada budaya ataukah sebaliknya ?.</div><div style="text-align: justify;">“nikmatilah hidup yang kita mengerti”</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-45039446784953529172012-03-17T21:42:00.000+07:002012-03-17T21:42:26.565+07:00CERITA TUHANCerita rakyat-legenda- novel-cerpen-puisi dll. Itu semua ada dalam istilah cerita, cerita pun kadang ada yang dikarang lewat otak dan pengalaman hidup di alam semesta. Itu ada karena melalui istilah empirik dan metafisika. Oh sory sok berbahasa ilmiyah ni. Aku ingin tulis sebuah cerita yang ada dalam atak-pikiranku. Judulnya adalah L dan U <br />
L : Oh ia…aku kemarin solat trus habis solat aku sempat mikir..!<br />
U : mikirin apa kawan ?<br />
L : mikir…ini ” aku pernah ngerasa, kalo aku bisa ngomong lansung ama tuhan<br />
U : ko” bisa ?<br />
L : bisa ko’ “kok” nya di taruh diblakang kan jadi “bisa ko”<br />
U : ada-ada aja ah…<br />
<a name='more'></a><br />
L : serius dikit bisa kan ?<br />
U : oh ia sori, ok ok, gimana tadi kamu kan pernah ngerasa, kalo kamu itu bisa ngomong lansung ama tuhan, gimana ceritanya ?<br />
L : he he mau tau yah…?<br />
U : ia lah…biar dapet ilmu juga <br />
L : ha ha..ilmu, ga ah, ini cuman cerita ko”<br />
U : ok ga” apa-apa wes yuk lansung ke cerita,,<br />
L : aku pernah bertanya ama tuhan, aku bilang “ oh tuhan siapa yang paling menuhankanmu di dunia ini? Tuhan pun menjawab (tuhan) : “ yang menuhankanku adalah orang yang menuhankanku”. Siapa itu ? tanyaku (L) , tuhan sendiri jawab (tuhan) : “itukan kamu”. G’ ah aku kan banyak dosa, jawabku (L) . Tuhan-pun ngomong lagi (tuhan) : “ia walaupun kamu banyak dosa, sadar atau pun tidak sadar, aku tau kalo kamu itu sering mikirin (ingat) aku, walupun kamu itu ngumpul ama temennya dan selalu menyembah kepadaku walaupun kamu itu sulit untuk khusuk dalam solat-mu”. E e e ko lebay juga yah, kata ku kepada tuhan (L) . Tuhan jawab lagi (tuhan) “ ia dong aku kan harus bisa lebay, masa’ tuhan ga bisa lebay, tuhan kan bisa segalanya”. Oh ia trus kalo kamu tuhan kenapa kamu bersifat kayak mananusia? Tanyaku ( L) . Tuhan-pun menjawab (tuhan) “ ia dong, kan aku sendiri yang ciptakan manusia, kalo ga salah kemaren sih ada mahluk yang aku ciptakan dan ku turunkan dia ke bumi, aduh tapi di bumi malah jadi perusak”. Loh… salah kamu sendiri dong wong tuhan itu kan maha tau, berarti kamu sudah tau dong, kalo mahluk itu jadi perusak di bumi? Tanya ku kepada tuhan (L). <br />
<br />
L : loh ko bengong kawan? Nih bakar dulu dong rokoknya he hehe…<br />
U : oh ia oke oke…sinih minta korekknya..! trus gimana tadi komentar tuhan, pas kamu Tanya kalo dia maha tau ko ngirim mahluk yang jadi perusak di bumi ?<br />
L : kapan-kapan disambung yah…tapi kamu juga harus cerita dong <br />
U : ok ok….Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-50221924434832524322012-03-12T19:05:00.002+07:002012-03-12T19:05:53.500+07:00MAAF TUHANKU ALLAHbismillah....<br />
<br />
tulisan-tulisan membuat otak ini banyak pikiran, dan akhirnya otak ini bekerja sesuai pekerjaannaya " mikir" apakah tuhan suka sama orang yang berfikir?. memang udah ada sih dalam ayat ayat suci yang di firmankan oleh tuhan. bahwa alam semesta dan isinya diciptakan oleh tuhan dan diketahui oleh orang-orang yang berakal, tuhan pun menambahkan dalam ayat-ayat lain... aku ciptakan manusia dengan rupa-rupa yang berbeda, bangsa-bangsa yang beda bahasa, jadi yang tau ini semua hanya orang berakal. dan pasti mengingat tuhannya apa bila berfikir seperti yang aku tulis ini.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
dunia emang dunia aherat emang aherat. syarkowi dhofir pernah nulis di catatan FB, orang yang baik itu bukan orang yang selalu solat di pojok-pojok masjid, dan berdiam didalamnya dengan kehusukan yang mendalam. tapi itu bukanlah orang yang baik. namun kata syarkowi yang baik itu adlah orang yang menyesuaikan dirinya dalam kehidupan ini.<br />
<br />
kadang aku sering menilai orang dari penampilan dan pembicaraannya. namun itu sangatlah berwarna yang aku lihat. kadang ada juga yang ngomong, ilmu komunikasi, sains, teknologi, agama, pendidikan, sejarah, namun apa daya yang ngomong hanya begitu saja, alias tidak jelas. memang dalam otak ini di diri ini, berpikir seperti ini "" kadang kita kan kalo ngomong harus tau dulu mana eksistensi dari agama, komunikasi, sejarah dan harus jelas dari sumber mana yang ia dapatkan.<br />
<br />
oh..emang dasar ilmu harus begini. aku sendiri sadar kalo mansih sangat muda untuk menulis seperti ini. apakah ini hanya dasar dari ilmu. memang tuhan sih pernah bilang dalam ayat suci , kalo manusia itu tidak apa apanya dari ilmu, tapi tuhan hanya mengasihi sedikit banget kepada manusia. namun apakah yang sedikit itu ko terasa besar dalam diri ini apakah ini yang dinamakan kebesaran tuhankah atau kesombongan?Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-18241916954320269752011-11-28T12:30:00.001+07:002011-11-28T12:32:23.948+07:00Konsepsi manusia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2Q_uPpJrYAVjuwHNXdDspLbxgO9mFyLplX97yoZebfeR8tgomCrcse-gZGX4Aisc8S_tI6wL9H6FQvr9Ocyrd3dq_1JAUb-7tMJsxok3Fp0N2T6SQgOonOabqUWwSnykUQ2FPLkQasdwn/s1600/Foto-0080.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; cssfloat: left; cssfloat: right; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" dda="true" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2Q_uPpJrYAVjuwHNXdDspLbxgO9mFyLplX97yoZebfeR8tgomCrcse-gZGX4Aisc8S_tI6wL9H6FQvr9Ocyrd3dq_1JAUb-7tMJsxok3Fp0N2T6SQgOonOabqUWwSnykUQ2FPLkQasdwn/s320/Foto-0080.jpg" width="240" /></a></div><div style="text-align: justify;">Manusia tidak lebih dari suatu bagian alam bendawi yang mengelilinginya. Oleh karena itu, segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia pun dapat diterangkan seperti cara-cara yang terjadi pada kejadian-kejadian alamiyah, yaitu secara mekanis. Manusia itu hidup selama darahnya mengalir dan jantungnya bekerja, yang disebabkan pengaruh mekanis dari hawa atmosfir. Dengan demikian, manusia yang hidup tidak lain adalah manusia yang anggota tubuhnya bergerak. Dalam islam, walupun secara fisik (mekanis) telah mati-jiwanya tetap hidup. </div><div style="text-align: justify;">Bahkan bagi seorang mukmin, kematian adalah lanjutan hidup yang kekal dan abadi. Pengetahuan adalah sesuatu yang telah diketahui. Cara mengetahui sesuatu dapat dilakukan dengan mendengar, melihat, merasa, dan sebagainya yang merupakan bagian dari alat indra manusia. Semua pengetahuan yang didasarkan sebagai pengetahuan empirik, artinya pengetahuan yang bersumber dari pengalaman. Oleh karena itu, pengalaman menjadi bagian penting dari seluk beluk adanya pengetahuan. Yang secara filosofis menjadi bagian dari kajian epistimologis. </div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Setiap manusia memiliki pengetahuan karena setiap manusia pernah mengalami sesuatu, dan setiap pengalamannya dapat dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak. Dengan demikian, pada umumnya, manusia memiliki pengetahuan. Akan tetapi, karena setiap manusia memiliki pengalaman yang berbeda-beda, tentu dalam menyelesaikan masalahnya, bersumber kepada pengalamanyang beragam, sehingga pengetahuan pun menjadi semakin banyak.</div><div style="text-align: justify;">Salah satu pengetahuan manusia bersumber dari pengalaman. Pengalaman merupakan pengetahuan yang sangat berharga. Oleh kerena itu, dalam filsafat, ada yang berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang utama, dan inilah yang kemudian melahirkan empirisme. Empirisme adalah salah satu aliran dalam filsafat menekankan peran pengalaman dalam memperoleh pengetahuan secara menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengeahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peran akal. Istilah empirisme diambil dari bahasa yunani, empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin, empirisme adalah lawannya rasionalisme.</div><div style="text-align: justify;">Filsafat empirisme tentang teori makna sangat berdekatan dengan aliran positivisme logis (logical positivisme) dan filsafat ludwig wittegenstein. Akan tetapi, teori makna dan empirisme selalu harus dipahami melalui penafsiran pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empiris, jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai pola jemllah yang dapat di indra, dan hubungan kausalitas sebagi urutan peristiwa yang sama.</div><div style="text-align: justify;">Penganut empirisme berpangdangan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan bagi manusia. Tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran tertentu. Kalaupun menggambarkan sedemikian rupa, tanpa pengalan, rasio hanyalah khayalan belaka.</div><div style="text-align: justify;">Dalam hal ini akal semacam sejenis tempat penampungan yang secara pasif menerima hasil-hasil peng-indra’an. Hal ini berati bahwa semua pengetahuan manusia, betapa pun rumitnya, dapat dilacak kembali sampai pada pengalaman-pengalaman indrawi yang telah tersimpan rapi dalam akal. Jika terdapat pengalaman yangtidak tergali oleh daya ingatan akal, itu berarti merupakan kelemahan akal, sehingga hasil pen-indra’an yang menjadi pengalaman manusia tidak lagi dapat diaktualisasikan. Dengan demikian, hal itu bukan lagi sebagai ilmu pengatahuan yang faktual.</div><div style="text-align: justify;">George barkeley berpandangan bahwa seluruh gagasan dalam pikiran atau idea datang dari pengalaman dan tidak ada jatah ruang bagi gagasan yang lepas begitu saja dari pengalaman. Oleh karena itu, idea tidak bersifat independen. Pengalaman kongkrit adalah “mutlak” sebagai sumber pengetahuan utama bagi manusia., karena penalaran bersifat abstrak dan membutuhkan ransangan dari pengalaman. Berbagai gejala fisikal akan ditangkap oleh indra dan dikumpulkan dalam daya ingat manusia, sehingga pengalaman indrawi menjadi akumulasi pengetahuan yang berupa fakta-fakta. Kemudia, upaya faktualisasinya membutuhkan akal. Dengan demikian, fungsi akal tidak sekedar menjelaskan dalam bentuk-bentuk khayali semata-mata, melainkan dalam konteks yang realistik.</div><div style="text-align: justify;">Tapi menurut akal sehat yang kita miliki, apakah manusia itu ada yang tidak bisa berfikir dan memakai akalnya? Jika ada apakah orang gila itu ada didunia? Bagaimana kalo orang gila itu menganggap kita gila? Jadi manusia itu pasti bisa melakukan fungsi akalnya dengan sebisa mungkin.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-24729854998109887722011-11-14T19:48:00.000+07:002011-11-14T19:48:10.321+07:00AGAMA KONTEKSTUAL<div style="text-align: justify;">Oleh: Hartono junaidi, 30-april-2011</div><div style="text-align: justify;">Manusia tidak lepas dari agama kataku, karena agama sudah tertanam sejak masih dalam kandungan sang ibu. Hal ini adalah timbul Sebagai sebuah sistem kepercayaan, Islam sendiri secara internal berproses secara dinamis dan beragam sesuai dengan konteksnya masing-masing. Proses ini dapat dipastikan akan menemukan korelasi satu sama lain, baik dari aspek religiusitasnya maupun dari aspek sosial-kultural, politik dan aspek-aspek lain yang menyertainya. Sementara itu sebagai sebuah sistem komunal, </div><a name='more'></a>para pemeluk Islam menghadirkan ekspresi ke-Islaman yang varian. Banyak faktor yang mempengaruhi ekspresi politik umat Islam ketika berhadapan dengan realitas sosial dan politik yang berkembang. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh James P. Piscatori bahwa beragamnya ekspresi tersebut pada dasarnya bermuara pada beberapa faktor seperti doktrin Islam, sikap politik dan gerakan politik yang dilancarkan.<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Memahami Terorisme di Indonesia</div><div style="text-align: justify;">Murba Abu</div><div style="text-align: justify;">After September 11, 2001, the Indonesian government opposed most American action againt terrorist group. During the American attack against the Taliban in Afghanistan, Jakarta permitted Islamic radicals to openly recruit and estimated 300 Indonesia volunteers to deploy to Afghanistan to join Al-Qa'idah and fight American forces. (Dana R. Dillon) </div><div style="text-align: justify;">Salah satu kajian yang amat menarik pasca-tragedi 12 Oktober 2002 adalah bagaimana menjelaskan aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia.[2] Hampir semua negara yang memiliki kelompok Islam garis keras berupaya sekuat tenaga untuk menyumbangkan berbagai pandangan untuk mengatakan bahwa umat Islam itu bukan teroris, dan tidak semua aksi teroris itu mewakili umat Islam.[3] Namun, ini belum mampu menepis kecurigaan negara Barat terhadap Islam.[4] Dalam konteks inilah, upaya para sarjana untuk menjelaskan Islam kepada Barat merupakan tugas yang sangat berat. Sebab tantangan yang akan dihadapi, ibarat dua mata koin. Pada sisi pertama, terdapat nilai-nilai dalam Islam yang tampaknya sama sekali jauh dari aksi terorisme dan "wajib" bagi umat Islam untuk mengatakan kepada dunia bahwa mereka bukan teroris. Namun di sisi lain, Barat, melalui berbagai aksi propagandanya telah "berhasil" menciptakan image buildings bahwa ada sekelompok umat Islam yang harus dicurigai, sebab mereka disinyalir melakukan aksi terorisme.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber bacaan dari bukunya : A. Maftuh Abegebriel, Negara Tuhan-2004</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-10982888747357705742011-11-14T19:46:00.003+07:002011-11-14T19:48:48.831+07:00KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DALAM KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA<div style="text-align: justify;">Oleh: Hartono Junaidi</div><div style="text-align: justify;">Dipresentasikan Pada Mata kuliah Perbandingan Agama </div><div style="text-align: justify;">A.PENDAHULIAN</div><div style="text-align: justify;">Sebelumnya kita harus mengetahui agama itu apa?, dalam kamus besar bahasa indonesia agama diartikan sebagai ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan pribadatan kepada tuhan yang mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan. Dan agama dalam wikipedia bahasa indonesia Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;">Jadi agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan seseorang menuju tuhannya dan dengan keimanannyalah ia mengikat kembali kecintaan dan kesayangannya kepada tuhan yang maha esa. Einstein pernah mengungkapkan bahwa, ilmu tanpa agama itu buta, dan agama tanpa ilmu itu pincang. Jadi diantara kedua ungkapan tersebut ilmu dan agama sangan membutuhkan yang satu sama yang lain.</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan cara kita beragama khususnya dalam bangsa indonesia yang dikenal dengan keragaman agama bagaimana tanggapan dan tindakan kita kedepan nanti. tapi dengan adanya agama, islam, kristen, hindu, katolik dll. menurut pemikiran saya sebenarnya dalam dunia ini tidak ada yang tidak indah jika kita melihatnya dengan positif dan menggunakan akal sehat sesuai kadar ilmu kita sendiri. itu semua terserah yang memandang agama-agama itu sendiri. tapi dalam artikel (Franz Magnis-Suseno Sj) mengungkapkan seringnya terjadi perang sipil yang melibatkan umat islam dan kristen dan fakta kedua yang lebih penting dan sering dilupakan adalah perang pura-pura antara orang islam dan orang kristen di indonesia bagian timur antara tahun 1999 & 2000.</div><div style="text-align: justify;">Apakah kita harus bertindak atau hanya mendengar berita begitu saja.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">B. PEMBAHASAN</div><div style="text-align: justify;">1. Macam-Macam Agama di Indonesia</div><div style="text-align: justify;">Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya, pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut. Tetapi sampai kini masih banyak penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami diskriminasi dari pejabat-pejabat pemerintah. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya termasuk sedikit. Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut. Sebenarnya tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat Keputusan) tersebut telah dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.(wikipeidia bahasa indonesia/agama) ternyata cukup banyak agama dalam negara kita. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Islam dan Kristen di indonesia </div><div style="text-align: justify;">`Dengan adanya dua masalah yang disebutkan oleh (Suseno Sj) kita harus mengkaji dan meneliti ulang cara-cara beragama dalam ranah yang dijuluki dengan Bineka Tunggl Ika. Mungkin perlu untuk diketahuai kepentingan orang islam sama orang kristen itu apa saja. Apakah islam ingin mengajak orang kristen masuk ke agamanya dan sebaliknya. yang jadi objek kita disini adalah orang islam dan kristen, kita mencoba membandingkan antara agama yang dua ini.</div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya yang islam itu siapa, apakah orangnya atau negaranya ?, Jika yang islam adalah negaranya bisa jadi agama kristen tidak boleh ada di negara ini. Akan tetapi dalam padangan saya disini adalah yang beragama itu adalah yang membuat kode etik bernegara, yang biasa disebut dengan Undang-Undang Dasar 1945. Bagaimana dengan agama kristen apakah yang kristen ini adalah orang yang taat beragama dan mengerti tentang agamanya sendiri. jika ia mengerti dengan agamanya sendiri berarti wajar jika peperangan karena orang kristen ingin menguasai agama islam sebagai mana dalam sejarah pernah dikuasai oleh agama islam. Adanya orientalis dan misonaris ini ingin mengajak orang-orang yang beragma islam ke agama kristen, melalui perang pikiran, sejarah, agama, daerah, bangsa. </div><div style="text-align: justify;">• Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan yesus kristus atau isa al-masih, agama ini meyakini yesus kristus yaitu tuhan mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa, mereka beribadah di gereja dan kitab suci mereka adalah al-kitab, murid-murid yesus kristus pertama kali dipanggil kristen di antiokia (kisah para rasul 11: 26)</div><div style="text-align: justify;">Begitulah cuplikan dari wikipedia bahasa indonesia jadi penulis disini tidak menjelas sejarah kelahiran agama kristen, ini hanya sebagai dasar untuk mengetahui agama kiristen, padahal dalam kekristenan banyak yang perlu dibahas seperti, sejarah kelahiran kristen, cara berdo’a, awal pembentukan greja, masa kegelapan, pecahnya kepercayaan agama kristen. Dll</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Disi penulis hanya mencoba menguraikan masuknya agama kristen di indonesia.</div><div style="text-align: justify;"> Sebelum kolonialisme belanda</div><div style="text-align: justify;"> Saat kolonialisme belanda</div><div style="text-align: justify;"> Setelah kolonialisme belanda</div><div style="text-align: justify;">Dalam sejarah singkat masuknya agama kristen di indonesia ada tiga tahap seperti yang telah ditulis diatas dan penulis juga hanya mengambil yang pertama sebelum kolonial belanda di indonesia . Agama katolik untuk pertama kalinya masuk ke indonesia pada bagian pertama abad ke-7 di sumatra utara, kota barus yang dahulu disebut pancur dan saatini terletak di dalam keuskupan sibolga di sematra utara yaitu tempat kediaman umat kristen katolik tertua di indonesia.</div><div style="text-align: justify;">• Agama islam adalah agama yang mengimani satu tuhan yang disebut dengan tuhan yang maha Esa Yaitu Allah. Kata Islam merupakan pernyataan kata nama yang berasal dari akar triliteral s-l-m, dan didapat dari tatabahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah atau tunduk. Dan egi sujana mengatakan bahwa islam adalah juru selamat, dari kehidupan dunia dan ke akhirat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Negara Indonesia</div><div style="text-align: justify;">Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar. </div><div style="text-align: justify;">Definisia negara menurut tokoh : </div><div style="text-align: justify;">• Prof. R. Djokosoetomo mengungkapkan negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah suatu pemerintahan yang sama.</div><div style="text-align: justify;">• Prof. Mr. Sunarko mendefinisikan negara adalah organisasi masyarakat yang mepunyai daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.</div><div style="text-align: justify;">• Aristoteles juga berkomentar wahwa negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencukupi beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.</div><div style="text-align: justify;">Negara indonesia adalah banyak terdapat pulau-pulau hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, begitulah yang dimaksud dengan aristoteles.</div><div style="text-align: justify;">3. Cara Beragama di Indonesia</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan cara beragamanya :</div><div style="text-align: justify;">1.Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan. Apalagi bertukar agama, bahkan tidak ada minat. Dengan demikian kurang dalam meningkatkan ilmu amal keagamaanya.</div><div style="text-align: justify;">2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan nampak dalam lingkungan masyarakatnya. </div><div style="text-align: justify;">3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun.</div><div style="text-align: justify;">4. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua. </div><div style="text-align: justify;">Dengan adanya cara beragama kita bisa memahami keragaman beragama diindonesia, terutama dengan adanya masalah antan agama. Jika kita benar-benar mengaplikasikan cara beragamakita inyallah akan tidak ada masalah. Mari kita pandang agma ini denga ilmu dan jangan hanya berteori saja. Dan diatas tidak ada cara beragama itu harus perang.</div><div style="text-align: justify;">4. Agama islam dalam kehidupan modern</div><div style="text-align: justify;">Qurish shihab mengataka dalam bukunya yang berjudul “ wawasan al-qur’an”</div><div style="text-align: justify;">Bahwa ada tujuh konsep dalam beragama di dalam kehidupan modern yaitu </div><div style="text-align: justify;">a. Kesatuan alam semesta. Dalam arti allah swt. Menciptakannya dalam keadaan sereasi, seimbang, dan berada di bawag pengetaran dan pengendalian allah swt. Melalui hukum-hukum yang ditetapkan.</div><div style="text-align: justify;">b. Kesatuan kehidupan. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu umum, karena semuanya bersumber dari satu sumber yaitu allah swt.</div><div style="text-align: justify;">c. Kesatuan iman dan rasio. Karena masing-masing dibutuhkan dan masing-masing mempunyai wilayah</div><div style="text-align: justify;">C. KESIMPULAN</div><div style="text-align: justify;">Dengan adanya bermacam-macam agama dalam negara kita sendiri yaitu indonesia, mari kita mencoba saling memahami dan memperhatikan cara beragama kita agama dan negara, dan cara-cara beragama dalam ruang lingkup keberagamaan khususnya dalam negara indonesia. Disini penulis mengambil empat kesimpulan yaitu :</div><div style="text-align: justify;">1. Ilmu mempercepat kita sampai tujuan, dan agama menentukan arah yang kita tuju.</div><div style="text-align: justify;">2. Ilmu menyesuaikan manusia dengan lingkungannya, dan agama meyesuaikan dengan jati dirinya.</div><div style="text-align: justify;">3. Ilmu hiasan lahir dan agama hiasan batin.</div><div style="text-align: justify;">4. Ilmu memberikan kekuatan dan menerangi jalan, dan agama memberi harapan dan dorongan bagi jiwa.</div><div style="text-align: justify;">5. Ilmu menjawab pertanyaan yang dimulai dengan “bagaimana” dan agama menjawab yang dimulai dengan “mengapa” .</div><div style="text-align: justify;">6. Ilmu tidak jarang mengerahkan pikiran pemiliknya, sedangkan agama selalu menenangkan jiwa pemeluknya yang tulus.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-71582652711778634882011-11-14T19:44:00.002+07:002011-11-14T19:44:52.054+07:00LIMA DIMENSI BERAGAMA DALAM HIDUP BERMAKNA DAN BAHAGIAOleh : Hartono Juanaidi<br />
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،/ مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ./ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ./ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ./ قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ./ قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا./ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا./ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا .أَمَّا بَعْدُ؛<br />
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ./ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ<br />
Kaum muslimin jamaah solat jum’at rohimakumullah.<br />
<a name='more'></a><br />
Masyarakat Islam bagaikan bangunan kokoh. iman bukan saja sebagai sendi terpenting dalam bangunan tersebut, tetapi juga menjadi unsur pokok bagi eksistensi umat Islam secara keseluruhan.<br />
Firman allah dalam al-qur’an menerangkan bahwa : <br />
<br />
<br />
Artinya : “Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali menyembah Allah, serta menulus-ikhlaskan agama baginya (beribadah mengharap keridoannya) sambil cendrung kepada tauhid, dan supaya mereka menegakkan sholat, memberi zakat, dan itulah agama yang lurus (benar).” QS.al-bayiyinah 98:5<br />
Seorang Ilmuan pernah melakukan riset dengan bertahun-tahun dan fokus menelaah keberagamaan. Dia menyimpulkan bahwa agama (religiosity) itu terkait erat dengan lima dimensi yang mendasarinya, yaitu dimensi iman (belife), ritual (praktik beribadah), terpelajar dalam ilmu pengetahuan (intellectual), pengalaman beribadah (experience), dan dimensi teguh pendirian/keteguhan hati (consequence) .<br />
Kaum muslimin jamaah solat jum’at rohimakumullah.<br />
Dimensi yang Pertama, yaitu dimensi yang dalam bahasa agama disebut dengan iman (belife). Dalam dimensi ini dan tentunya terkait erat kepada segala sesuatu yang menjadi masalah (konsekuensi) dari kepercayaan itu. Pada dimensi ini, keberagamaan seseorang bergantung kepada sedalam mana ia meresapi keyakinannya tersebut. Hal itu akan banyak berpengaruh kepada sikap keberagamaan itu sendiri. Artinya keimanan seseorang akan melahirkan sikap keberagamaannya, baik dalam ibadah formal (mahdah) ataupun nonformal (ghoiro mahdah) karena itu iman sangat menentukan peg-hambaan terhadap tuhannya. Hujjatul islam al-imam al-ghazali dalam kitabnya mengatakan al-imaanu yaziidu wayangqus, (iman itu kadang bertambah dan kadang juga berkurang). dengan demikian karakteristik (taradisi/budaya) beragama seseorang pun akan seperti keimanannya terhadap Allah SWT. Dan allah telah mengajari kita melalui al-qur’an : <br />
<br />
<br />
Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” QS.an-anfal (8) : 2<br />
Kaum muslimin jamaah solat jum’at rohimakumullah.<br />
Dimensi yang Kedua, adalah dimensi ritual, yaitu praktek keagamaan yang diharapkan oleh stiap pemeluk agama. Dalam perakteknya, hal tersebut sering pula terpengaruh atau dipengaruhi oleh aktivitas individunya. Belum lagi pengaruh tradisi (budaya, kebiasaan) yang berlansung pada mayarakat tersebut. Sehingga ritual yang berlansung pada masyarakat sering pula kental dan erat dengan tradisi yang ada. Ritual antara kelompok masyarakat yang lain juga berbeda, sekalipun bukan pada, masalah yang prinsip. Dengan demikian, pada tataran ini keberagamaan seseorang terkadang kurang mengemuka dan tercermin dengan baik dalam keseharian hidup kita.<br />
Dimensi yang Ketiga, yaitu dimensi intellectual/ orang terpelajar (dalam segi pemahaman) pada dimensi ini, seseorang (diharapkan dapat memahami pengetahuan tentang agamanya sehingga dapat diwujudkan dalam kehidupan sosial (bermasyarakat). Tetapi sangat parah (ironis) bila saat ini agama hanya dijadikan sebagai proses perubahan (akumulasi) pengetahuan yang belum memengaruhi kehidupan keseharian pemeluknya dan hanya menjadi legalitas status beragama. Hal tersebut sepertinya sedang terjadi di zaman sekarang ini atu mungkin memang telah juga sejak dulu yang terwaris zaman ke kezaman sekarang. Tidak dapat kita mungkiri kenyataan yang ada saat ini bahwa tidak sedikit mereka banyak mengetahui, bahkan memahami tentang agama. Akan tetapi sangat disayangkan hanya mengemuka pada tataran ilmu pengetahuan saja dan tidak tercermin pada sikap hidup kesehariannya. Dalam al-qur’an sudah dikisahkan dengan pernyataan Allah SWT dengan berfirmannya :<br />
<br />
<br />
Artinya : “ Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” QS.an-nahl (16) : 43<br />
Kaum muslimin jamaah solat jum’at rohimakumullah.<br />
Dimensi yang Keempat, adalah dimensi pengalaman (experience). Dimensi ini sulit diamati, meskipun demikian, hal apa yang menjadi pengalaman seseorang akan dapat memengaruhi cerminan keberagamaan dalam hidup kesehariannya. Kadang atas pengalaman ruhani atau karena sebab apa saja seseorang menjadi tekun dalam beribadah dan taat. Dimensi pengalaman juga sangat memengaruhi keberagamaan seseorang dalam praktik ibadah dan kesehariannya.<br />
Dalam al-qur’an allah meyiapkan tempat bagi umatnya yang beramal soleh dengan baik, dan allah menjelaskan kita dengan berfirmanNYa :<br />
<br />
<br />
“ Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai;( kekal mereka dalamnya;) (mereka di dalamnya) mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.” QS.an-isaa (4) : 57<br />
Kaum muslimin jamaah solat jum’at rohimakumullah.<br />
Dimensi yang Terakhir , yaitu dimensi teguh pendirian (consequence). Pada dimensi ini, memiliki hubungan erat dengan keempat dimensi sebelumnya, juga berpengaruh kepada keajengan seseorang dalam menjalankan keberagamaannya, sehingga dapat mewujuda dengan sempurna pada setiap aktivitas kehidupan penganutnya. Pengumpulan demensi-dimensi sebelumnya akan tercermin dalam dimensi ini, dan inilah dimensi ideal dalam keberagamaan seseorang yang dalam bahasa agama disebut dengan “istiqomah”. Dalam al-qura’an allah SWT menjelaskan dengan firmannya :<br />
<br />
<br />
Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘tuhan kami adalah allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih,’ dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) sorga yang telah dijanjikan allah kepadamu.” QS.fushilat (41) : 30<br />
Kesimpulan<br />
Dari khotbah diatas dapat kita simpulkan beberapa kesimpulan semoga dengan kesimpulan ini kita bisa memahami makna agama yang lebih luas yaitu :<br />
1. Ilmu mempercepat kita sampai tujuan, dan agama menentukan arah yang kita tuju.<br />
2. Ilmu menyesuaikan manusia dengan lingkungannya, dan agama meyesuaikan dengan jati dirinya.<br />
3. Ilmu hiasan lahir dan agama hiasan batin.<br />
4. Ilmu memberikan kekuatan dan menerangi jalan, dan agama memberi harapan dan dorongan bagi jiwa.<br />
5. Ilmu menjawab pertanyaan yang dimulai dengan “bagaimana” dan agama menjawab yang dimulai dengan “mengapa” .<br />
6. Ilmu tidak jarang mengerahkan pikiran pemiliknya, sedangkan agama selalu menenangkan jiwa pemeluknya yang tulus.<br />
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ<br />
وَلَكُمْ.<br />
Khotbah dedua<br />
<br />
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين/ وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله./ اللهم صل وسلم على سيدنا محمد الناطق بأفضل منطوق صلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه المؤدين للحقوق وعلى التابعين لهم بأحسان من سابق ومسبوق اما بعد.<br />
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.<br />
قَالَ تَعَالَى: (وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا) وَقَالَ: (وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا) ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ <br />
فَقَالَ تعالى: (إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا). اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ/ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،/ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ./ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ/ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،/ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ./ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مجيب الدعوات ياقاصي الحاجات./ اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ./ اللهم إنا نسألك الثبات على دينك وشكر نعمتك وحسن عبادتك اللهم الصرف عنا الفواحش ومنكرات الأخلاق واهد شبابنا وأحسن عاقبتنا فى الأمور كلها وأجرنا من خزي الدنيا وعذاب الأخرة./ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا./ اللهم اجعل جمعتنا هدا جمعا مباركا معصوما وتفرقنا من بعده تفرقا مرحوما/ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار./ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.<br />
عباد الله : إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكرواالله العظيم الجليل يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكر الله أكبر والله يعلم ماتصنعون. أقم الصلاة.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-73552855322669797582011-11-14T19:42:00.000+07:002011-11-14T19:42:33.547+07:00Resensi Filsafat Pendidikan ongos<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5YAPp9gCFD1bdVu9an_uEJ_e-lnblBoSNWS9k9dg8m9uP_FGIf1wbdKswHJku2Ku6w-URvWAgYHmsRFMaA6TKNzQkl1rSe8CB0Ci5FFXLC-DEpymHkqvetAGU9FtQswDVOSHqyBQioSPn/s1600/ONGOS.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5YAPp9gCFD1bdVu9an_uEJ_e-lnblBoSNWS9k9dg8m9uP_FGIf1wbdKswHJku2Ku6w-URvWAgYHmsRFMaA6TKNzQkl1rSe8CB0Ci5FFXLC-DEpymHkqvetAGU9FtQswDVOSHqyBQioSPn/s1600/ONGOS.PNG" /></a>Judul Resensi : Pendidikan Manusia</div><div style="text-align: justify;">Judul Buku : Filsafat Pendidikan</div><div style="text-align: justify;">Penulis : Teguh Wangsa Gandhi</div><div style="text-align: justify;">Penerbit : Ar-Ruzz Media</div><div style="text-align: justify;">Tahun Terbit : 2011</div><div style="text-align: justify;">Tebal : 222</div><div style="text-align: justify;">Peresensi : Hartono Junaidi </div><div style="text-align: justify;">Alamat : kampus IDIA prenduan al-amien sumenep madura </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hingga hari ini pendidikan dipercaya sebagai sesuatu hal yang penting. Semenjak mempercayai pendidikan, dunia berubah menjadi kota-kota yang dipadati gedung-gedung besar dan pannjang. Yang didalamnya berisi deretan meja dan kursi. Apakah itu yang dinamakan sekolah?. </div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">Bermula dari tempat itulah konon pendidikan dimulai. Setiap hari anak-anak dididik di tempat tersebut agar menjadi manusia yang terdidik. Terdidik berarti hidup dalam ruang lingkup normalisasi-normalisasi nilai yang teratur dan rutin. Konotasi kata terdidik kerap juga diidentikkan dengan manusia yang berpengetahuan, tertib, dan tidak memberontak. Oleh karena itu, siapapun yang urakan dan tidak teratur akan disadari sebagai manusia yang tidak atau belum terdidik. </div><div style="text-align: justify;">Pendidikan kemudian menjadi syarat untuk hidup serta status sosial untuk diterima sebagai manusia. Semakin tinggi jenjang pendidikan manusia, semakin terhormat dan tinggi posisi tawar status serta penghargaan sosial atas dirinya, walaupun sesorang yang berijazah itu begitu buruk dalam soal pengetahuan.</div><div style="text-align: justify;">Mereka yang mengenyam pendidikan, dengan sendirinya akan memiliki kehidupan jauh lebih layak dan mapan serta jauh dihormati ketimbang mereka yang tidak berpendidikan atau bersekolah. Sedangkan mereka yang tidak bersekolah karena tidak memiliki biaya untuk itu akan selalu hidup dalam mata rantai kemiskinan dan hidup dalam situasi yang sepenuhnya tersingkirkan. Akan tetapi berbagai kampanye tentang pendidikan yang mengatakan bahwa pendidikan itu penting guna membela kemanusiaan, justru berimplikasi terbalik menjadi asal muasal lahirnya ironi. Pendidikan menjadi penyebab pertama lahirnya berbagai tindak dehumanisasi serta berbagai reduksi kemanusiaan. Nah disinilah tugas pendidikan manusia dijalankan. </div><div style="text-align: justify;">Pada 1943 ketika industrialisasi dan urbanisasi di amerika mulai mengalami kemapanan-kemapanan yang kuat, disisi yang lain pendidikan makin berjalan dengan pola yang sepenuhnya progresif, di New York seorang pemikir bernama Reinhold neibuhr meluncurkan sebuah karya berjudul the nature and destiny of man (1943). Sebagimana judulnya reinhold dalam karya tersebut mengulas sifat dasar manusia dan hidupnya serta sisi keterkaitannya dengan takdir. Dan mengawali pembahassan buku tersebut,, reinhold di halaman pertama mengawali kalimat pembahasannya dengan sebuah kebingungan yang menawan. “manusia” demikian kata reinhold, “bukankah apapun selain problem yang membingungkan dan problem bagi dirinya”. Pernyataan ini reinhold buat, terutama karena ia melihat betapa baginya manusia selalu lekat dengan berbagai kontradiksi dan paaradoks. </div><div style="text-align: justify;">Di satu sisi ia terlihat sama sekali bukan sekedar binatang. Ia bahkan jauh lebih cerdas ketimbang primate mana pun. Akan tetapi, disisi yang lain manusia kerap pula terlihat betapa ia hanyalah sekadar binatang yang dengan kesadaran yang jauh lebih tinggi. Dua sifat bertentangan ini begitu mengendalikan hidup manusia di dunia manapun. Sehingga bagi hidupnya manusia selalu menjadi problem. </div><div style="text-align: justify;">Pandangan reinhold diatas tentu saja sangat bias diterima, terutama karena kita tahu betapa tidak ada manusia yang sepenuhnya, baik dalam makna yang mutlak ataupun buruk dalam makna yang mutlak juga. Dalam banyak kita selalu menemukan betapa manusia senantiasa hidup dalam dua nilai itu. Suatu ketika hadir dan begitu baik meski di hari yang lain muncul sebagai pribadi yang buruk. </div><div style="text-align: justify;">Hanya saja pandangan reinhold diatas melahirkan berbagai pertanyaan mendasar pada kita seputar apa dan bagaimana baik dan buruk bagi dan dalam diri manusia itu. Apakah manusia pada dasarnya memang terlahir dengan sifat buruk? atau justru sebaliknya? Pada mulanya ia bersifat baik dan berubah menjadi buruk, Sebab berbagai hal di sekitarnya? Jika memang manusia terahir sebagai diri yang baik, bagaiana kualitas dari sifat baik itu? Hal apakah yang bias mengubahnya menjadi buruk serta kehilangan sama sekali kebaikan-kebaikan yang dibawanya? </div><div style="text-align: justify;">Pertanyaan-pertanyaan yang sama berlaku pula ketika manusia dipandang terlahir sebagai diri yang memang bersifat buruk. Apakah sifat buruk dalam diri manusia itu bersifat potensia, bias diubah atau justru sesuatu yang telah baku? Bagaimana sebenarnya sifat-sifat buruk yang ada pada diri manusia itu? </div><div style="text-align: justify;">Pada bab pertama dalam buku ini penulis membahas tentang pendidikan yang mengubah dunia. Jika kita mendapat pertanyaan mengapa kita mengkaji pendidikan tentu saja mudah untuk keita menjawabnya bahwa itu terkait dengan dunia kita yang sampai hari ini memang masih mempercayai pendidikan sebagai sesuatu hal yang penting. Hanya saja, jika kita mendapat pertanyaan mengapa sampai hari ini kita mempercayai pendidikan, pertanyaan sebaliknya, ia selalu menjadi pertanyaan mendasar yang begitu sulit untuk dijawab oleh siapapun. Ini terkait terutama karena selama ini pendidikan telah menjadi sesuatu hal yang diterima sebagai kebenaran aksiomatis, dari waktu ke waktu. </div><div style="text-align: justify;">Penulis disini membandingkan antara pendidikan di barat dan timur seperti di eropa misalnya, keyakinan dan kepercayaan terhadap pendidikan muncul sesuatu hal seperti, school, pedagogie, education, andragogie, dan lain sebagainya. Sementara di timur, kita juga akan menemukan hal yang sama dengan di barat, dengan adanya istilah madrasah, majlis talim, halaqoh, pesantren, padepokan, graham vidia, dan lain sebagainya. Disanalah manusia dikelompokkan ke dalam dua tipe. Pertama anak didik dan kedua guru atau pendidik. </div><div style="text-align: justify;">Pada bab kedua penulis menjelaskan tentang peran filsafat pendidikan manusia. Adapun peran penting lain yang terkait idealisasi format pendidikan setiap Negara selalu lahir dalam konsep etis yang berbeda. Hal ini terkait dengan perbedaan nilai-nilai serta kosmologi hidup masing-masing bangsa di dalam menyadari hidupnya. Disini filsfat pendidikan manusia dapat hadir mempersiapkan konsep falsafi sesuai dengan pandangan hidup bangsa terkait dengan landasan konseptual bagi pelaksanaan system pendidikan yang akan dilakukan. Karena tanpa filsafat pendidikan, proses penyelenggaraan pendidikan akan bisa menjadi kegiatan yang justru menghancurkan bangsa kata si penulis. </div><div style="text-align: justify;">Pada bab ketiga penulis menguraikan tentang mazhab-mazhab pendidikan manusia yaitu tertata menjadi 9 mazhab pendidikan. Pertama; pendidikan idealisme yang membahas tentang seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika atau agama serta proses penghayatannya. Kedua; pendiidkan realisme yang membahas tentang pendidikan yang berdasarkan akal pikiran jiwa manusia. Ketiga; pendidikan pragmatisme adalah mazhab pendidikan yang dilandaskan pada keyakinan bahwa subjek didik bukanlah objek, melainkan subjek yang memiliki pengalaman. Keempat; pendidikan progresivisme adalah aliran pendidikan yenag mencoba mengkritisi pendidikan tradisional dan terpengaruh oleh aliran pragmatisme. Kelima; pendidikan esensialisme adalah aliran pendidikan yang memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang emmiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih dan memiliki tata dan cara yang jelas. Keenam; pendidikan perenialisme adalah aliran pendidikan yang memandang adanya nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat abadi dalam kehidupan ini. Karena kaum perenialis memandang pola perkembangan kebudayaan sepanjanjang zaman sebagai pengulangan dari apa yang ada sebelumnya (tradisionalisme). Ketujuh; pendidikan eksistensialisme adalah aliran pendidikan yang berkeyakinan bahwa situasi manusia selalu berpangkalkan eksistensi, sehingga aliran ini penuh dengan lukisan-lukisan konkrit. Kedelapan; pendidikan rekonstruksionisme adalah aliran yang berusaha merobak tata susunan lama dan membangun tata susunan kebudayaan yang bercorak modern. Kesembilan; behaviorisme adalah aliran pendidikan yang beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa untuk diamati. Tetapi tidak ada perbedaan antara proses yang bisa diamati secara public (seperti tindakan) dan pribadi (seperti pikiran dan perasaan). </div><div style="text-align: justify;">Pada bagian akhir buku ini penulis mengulas tentang teori belajar menurut tokoh-tokoh barat seperti, teori belajar Clark Hull, Edwin Guthrie, Skinner, Ivan Pavlov, Edward Lee Thorndike, John B. Watson.</div><div style="text-align: justify;">Dari segi lay out dan caver buku cukup bagus dan menarik, dan enak dibawa sebagai pegangan sehari. Dalam segi bahasa yang di pakai oleh penulis cukup banyak memkai istilah ilmiyah dan logika, karena kita secara tidak sadar di ajak berlogika dan berfilsafat. </div><div style="text-align: justify;">Buku ini menarik di baca karena mengungkapkan rahasia dibalik kehebatan pendidikan dan manusia. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan teori belajar menurut tokoh-tokoh pendidikan. ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang tengah menekuni bidang pendidikan dan filsafat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-85675363466777085072011-11-14T19:34:00.000+07:002011-11-14T19:34:58.197+07:00RPP ONGOSGuru praktek : Hartono Juanaidi Semester : IX kelompok : 05<br />
Guru pengajar : Pak Priyo Guru Jam : <br />
Musyrif : Guru Master : Ust Sholeh, Spd. I<br />
A. Situasi Khusus Kelas :<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
• Kelas : 01<br />
• Ruang kelas : B<br />
• Jumlah murid :<br />
• Tingkat kemampuan pemikiran siswa :<br />
• Tingkat kecintaan siswa terhadap maple :<br />
• Siswa-siswa yang maju :<br />
• Siswa-siswa yang lemah :<br />
• Hari : Rabu, Tgl : <br />
• Jam pelajaran : Lama Pembelajaran : Menit<br />
<br />
B. Materi Pembelajaran<br />
<br />
• Materi : Ekonomi <br />
• Refrensi : <br />
• Judul baru : Bab II<br />
• Unsur-unsur penting : 1. Motif ekonomi<br />
2. Tindakan ekonomi<br />
3. Prinsip ekonomi<br />
• Judul pelajaran yang lalu : Manusia Soisial Dan Ekonomi<br />
• Tingkat pemahaman siswa terhadap yang lalu :<br />
<br />
C. Metode Dan Media Yang Digunakan<br />
<br />
• Metode pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab <br />
• Media pembelajaran : Meja bangku, papan tulis dan kapur tulis, dan gambar<br />
<br />
D. Tujuan Pembelajaran<br />
<br />
• Tujuan pembelajaran umum (TPU) :<br />
• Tujuan pembelajaran khusus (TPK) : 1. <br />
2.<br />
3.<br />
Tanggal : H/ M<br />
<br />
Guru Praktek Guru Pamong<br />
<br />
( HARTONO JUNAIDI ) (……………………………..)<br />
Guru Master<br />
<br />
( Ust. Sholeh Spd.I )<br />
Langkah-langkah pembelajaran<br />
Teaching process Materi pembelajaran<br />
Teaching subject<br />
P<br />
E<br />
N<br />
D<br />
A<br />
H<br />
U<br />
L<br />
U<br />
A<br />
N 1. Penbukaan <br />
• Guru masuk kelas dan mengucapkan salam <br />
• Murid menjawab salam dan melakukan perintah guru dengan penuh perhatian • Saya masuk kelas dan mendahulukan kaki kanan, kemudian mengucapkan salam dengan berkata : “ Assalamu alaikum Wr. Wb. ”<br />
• Saya ingin kalian agar kalian bias duduk dengan tertib, rapikanlah semua peralatan sekolah dan kosentrasikanlah pikiran kalian<br />
• Baiklah sekarang pelajaran apa ?<br />
• Baiklah marilah kita buka pelajaran kali ini dengan membaca basmalah<br />
2. Mengulangi pelajaran yang lalu <br />
3. Menarik minat siswa kepada topik pembahasan baru <br />
4. Menjelaskan tujuan instruksional khusus <br />
P<br />
E<br />
N<br />
Y<br />
A<br />
J<br />
I<br />
A<br />
N 1. Pengayaan kosa kataAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-75477897952358928132011-11-14T17:13:00.000+07:002011-11-14T17:13:25.037+07:00PROPOSAL ONGOS<div style="text-align: justify;">BAB I</div><div style="text-align: justify;">PENDAHULUAN</div><div style="text-align: justify;">A. Konteks Penelitian </div><div style="text-align: justify;">Manusia yang hidup di dunia pasti membutuhkan pendidikan, agar mengetahui tujuan dari hidupnya, dan mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik. Dalam kehidupan semua mumpunyai aturan-aturan sesuai dengan lingkungan yang ditempati. Maka apa bila yang ditempati dalam lingkungan yang mempunyai aturan, maka ia harus menjalani aturan tersebut, dalam hal ini manusia harus mengikuti aturan yang ada, seperti etika, moralitas, dan berakhlak yang baik, dengan ini kehidupan yang ia tempati akan merasa tentaram.</div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">Salah satu dari unsur pendidikan adalah belajar dan mengajar. Dalam proses belajar mengajar yang baik akan menghasilkan pendidikan yang baik. Belajar mengajar juga mempunyai tugas dan etika untuk menghasilkan pendidikan yang bernilai baik dalam masyarakat. Aturan-aturan tersebut adalah etika kesopanan dalam belajar mengajar. Dalam hal ini di Al-Qura’an terdapat penjelasan mengenai beretika untuk orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan dalam ranah pendidikan yang baik.</div><div style="text-align: justify;">ير فع الله الذ ين ءا منوا منكم والذ ين او تو االعلم درجات (المجا د لة:58/ 11)</div><div style="text-align: justify;">Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ( Al-Mujaddilah/58: 11).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam belajar mengajar anak didik dan gurulah yang menciptakan pembelajaran. Dalam mencari ilmu pengetahuan juga ada aturan yang perlu dilaksanakan oleh anak didik tersebut yaitu bagaimana ia harus menghormati guru dengan baik. begitu juga dengan guru, ia mempunyai aturan tesendiri yaitu harus mengetahui bagaimana ia mengajar dengan baik.</div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi etika belajar mengajar sekarang ini sekalipun ia dilabelkan Islam, tetapi hanya mampu mengubah dasar, maslahat serta teknik perubahan aqliah dan lahiriah saja, namun ia tidak dapat mengubah jiwa atau rohaniah manusia, manusia adalah hamba yang perlu patuh kepada Allah SWT. (http://kawansejati.ee.itb.ac.id, Diakses 15 juni 2011). </div><div style="text-align: justify;">Walaupun etika belajar mengajar masa kini hanya mampu mengubah pikiran dan gerak gerik anak didiknya namun perubahan jiwa atau rohani belum tercapai seperti yang diinginkan oleh masyarakat. </div><div style="text-align: justify;">Maka timbul masalalah seperti yang dikatakan oleh Lewa Karma yaitu 1). meningkatnya pembrontakan remaja atau dekadensi etika/sopan santun pelajar, 2). meningkatnya kertidakjujuran, seperti suka bolos, nyontek, tawuran dari sekolah dan suka mencuri, 3). berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua, guru, dan terhadap figur-figur yang berwenang, 4). meningkatnya kelompok teman sebaya yang bersifat kejam dan bengis, 5) munculnya kejahatan yang memiliki sikap fanatik dan penuh kebencian, 6). berbahsa tidak sopan (http://nucleussmart.wordpress.com, Diakses 29 April 2011).</div><div style="text-align: justify;">Untuk menanggulangi masalah di atas para filosof dan teolog sering membahas tentang arti baik dan buruk, serta pencipta kelakuan tersebut, yakni apakah kelakuan itu merupakan hasil pilihan atau perbuatan manusia sendiri, ataukah berada di luar kemampunanya? (Shihab,2007:254).</div><div style="text-align: justify;">Pentingnya etika belajar menajar Muhibbinsyah (2010:12) mengunkapkan dengan tujuan pendidikan adalah “bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cukup, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.</div><div style="text-align: justify;">Kecendrungan sebagai manusia yang terdidik dan pendidik harus mengetahui hakekat dari etika baik dan buruk, bukan hanya teori saja melainkan implementasi dari ilmu ke hati dan ke jiwa, agar menjadi mahluk yang mulia dan berilmu.</div><div style="text-align: justify;">Al-Ghazali mengatakan dalam bukunya M. Idris Jauhari yang berjudul “Adab Sopan Santun”, mendefinsikan akhlak sebagi sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa manusia, yang dari sifat tersebut timbul perbuatan dan gerak gerik lahiriah dengan mudah, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. (Jauhari,2006,1).</div><div style="text-align: justify;">Setelah manusia mengetahui hakekat dari etika (akhlak) sangat penting jika dilihat dari etika belajar mengajar masa sekarang yang hanya menghasilkan perubahan akal pikiran dan gerak gerik saja seperti yang dikatakan di atas, maka Al-Ghazali menawarkan bagaimana cara belajar mengajar yang baik agar menghasilkan perubahan jiwa pelajar ataupun jiwa sang pengajar.</div><div style="text-align: justify;">Al-Ghazali mengatakan dalam kitabnya yang berjudul Muhtashor Ihya Ulumiddiin, adab dan tugas murid atau pelajar itu cukup banyak namun, penulis bagi perinciannya menjadi tiga bagian saja yaitu; </div><div style="text-align: justify;">“Tugas dan adab pertama adalah terlebih dahulu harus membersihkan jiwa dari segala bentuk akhlak yang tercela.Tugas dan adab yang kedua mengurangi berbagai ketergantungan yang ada pada hati dan sebisa mungkin menjauh dari kampung halaman supaya hati bisa terfokus pada ilmu. Tugas dan adab tiga adalah jangan bersikap sombong terhadap ilmu, dan tidak membangkang kepada aturan yang telah ditetapkan oleh guru...” (Al-Ghazali,Tanpa Tahun:16).</div><div style="text-align: justify;">Al-Ghazali menambahkan bahwa, etika yang baik untuk seorang pengajar adalah harus sayang kepada murid serta menganggap mereka sebagai anak didiknya dan memberi nasihat kepada para murid denga tulus, serta mencegah mereka dari akhlak yang tercela (Al-Ghazali, Tanpa Tahun: 18-19).</div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian Al-Ghazali menguraikan konsep dari etika belajar mengajar yang baik, dan untuk lebih dalam mengkaji karya-karya Al-Ghazali yang berkaitan dengan etika belajar mengajar, perlu untuk diteliti lebih luas. Dari deskripsi diatas penulis mengambil judul, ETIKA BELAJAR MENGAJAR DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">B. Fokus Penelitian</div><div style="text-align: justify;">Merujuk pada latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah yang akan dijadikan fokus penelitian ini, yaitu ;</div><div style="text-align: justify;">1. Bagaimana konsep etika belajar menurut Al-Ghazali?</div><div style="text-align: justify;">2. Bagaimana konsep etika mengajar menurut Al-Ghazali?</div><div style="text-align: justify;">C. Tujuan Penelitian</div><div style="text-align: justify;">Tujuan penelitian tentang etika belajar mengajar dalam karya Al-Ghazali adalah :</div><div style="text-align: justify;">1. Ingin mengetahui bagaimana konsep etika belajar menurut Al-Ghazali.</div><div style="text-align: justify;">2. Ingin mengetahui bagaimana konsep etika mengajar menurut Al-Ghazali.</div><div style="text-align: justify;">D. Manfaat Penelitian</div><div style="text-align: justify;">1. Kegunaan teoritis </div><div style="text-align: justify;">a. Mendapatkan data dan fakta yang shahih mengenai etika belajar mengajar dalam karya-karya Al-Ghazali.</div><div style="text-align: justify;">b. Memberikan kontribusi pemikiran bagi seluruh pemikir keintelektualan dunia pendidikan islam sehingga bisa memberikan gambaran ide bagi para pemikir selanjutnya.</div><div style="text-align: justify;">2. Kegunaan praktis</div><div style="text-align: justify;">a. Bagi fakultas tarbiyah (IDIA Prenduan), dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai pustaka bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji tentang pemikiran tokoh-tokoh islam.</div><div style="text-align: justify;">b. Bagi penulis, sebagi bahan latihan dalam penulisan ilmiah sekaligus meberikan tambahan khazanah pemikiran konsep etika belajar mengajar dalam dunia pendidikan islam.</div><div style="text-align: justify;">3. Pengembangan keilmuan</div><div style="text-align: justify;">Sebagai bahan acuan, reflektif dan konstruktif dalam pengembangan keilmuan di indonesia, khususnya pengembangan keilmuan pendidikan islam yang didalamnya juga mencakup tentang etika belajar mengajar dalam pendidikan islam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">E. Definisi Istilah</div><div style="text-align: justify;">Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penelitian ini, ada baiknya peneliti menjelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam pembahasan ini, sekaligus penggunaan secara operasional.</div><div style="text-align: justify;">1. Etika </div><div style="text-align: justify;">Etika dalam Kamus Ilmiah Populer adalah pengkajian moralitas,nilai tindakan moral, istilah ini juga dipakai untuk menunjukkan sistem atau kode yang dianut.(Partanto dan Al-Barri, 1994: 161). Dan menurut Bertens (2004:4) mendefinisikan “etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan”. </div><div style="text-align: justify;">Dengan definisi di atas penulis mengambil arti bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari nilai atau tindakan tingkah laku, kebiasan, adab dalam ruang lingkup pencapaian ilmu pengetahuan. </div><div style="text-align: justify;">2. Belajar</div><div style="text-align: justify;">Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008:24) belajar adalah berusaha mengetahui sesuatu, berusaha memperoleh ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan).</div><div style="text-align: justify;">Jadi yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah anak didik atau murid dalam proses mengetahui ilmu pengetahuan.</div><div style="text-align: justify;">3. Mengajar</div><div style="text-align: justify;">Mengajar adalah memberikan serta menjelaskan kepada orang tentang suatu ilmu, dan memberi pelajaran (KBBI,2008:24).</div><div style="text-align: justify;">Disini peneliti juga menegaskan bahawa penelitian ini mengarahkan bahwa mengajar disini adalah guru yang mengajari muridnya untuk mengetahui ilmu yang baik dan ilmu yang buruk. </div><div style="text-align: justify;">4. Perspektif Al-Ghazali</div><div style="text-align: justify;">Dalam kamus ilmiyah populer perspektif adalah pengharapan, tinjauan, tinjauan dan padang luas (Partanto dan Al-Barri, 1994: 592).</div><div style="text-align: justify;">Bahwa yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah pandangan Al-Ghazali terhadap etika belajar mengajar. </div><div style="text-align: justify;">Nama Al-Ghazali terambil dari nama lengkapnya yaitu Muhammad Abu Hamid Al-Ghazali, Al-Ghazali juga terkenal sebagai tokoh intelektual muslim yang lahir pada tahun 450 H/1058 M, di desa thus, wilayah khurasan, iran. ( Rusn, 2009:9).</div><div style="text-align: justify;">Banyak para peneliti menyebut nama beliau dengan tulisan Al-Ghzali, seperti dalam judul buku-buku yang pernah kita baca. Jelas bahawa yang dimaksud dalam penelitan ini adalah pandangan Al-Ghazali terhadap etika belajar mengajar.</div><div style="text-align: justify;">F. Sistematika Pembahasan</div><div style="text-align: justify;">Sisematika pembahasan yang akan penulis pergunakan dalam penulisan penelitian ini adalah dengan membagi beberapa bab. Masing-masing bab memiliki sub-sub yang merupakan bagiannya. Dan untuk lebih jelasnya penulis jelaskan sebagai berikut: </div><div style="text-align: justify;">Bab Pertama yaitu pendahuluan yang berisi kontek penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan. Bab Kedua adalah tinjauan kepustakaan dan perspektif teoritik yang berisi tinjauan tentang etika; konsep etika, macam-macam etika, fungsi etika. Tinjauan tentang belajar; konsep belajar, etika belajar. Tinjauan tetang mengajar; konsep mengajar dan etika mengajar. Tijauan tentang Al-Ghazali; biorafi Al-Ghazali dan karya-karya Al-Ghazali.</div><div style="text-align: justify;">Bab Ketiga berisi tentang metode penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, sumber data dan tehnik analisis data. Bab Keempat adalah hasil penelitian yang berisi tinjauan tentang belajar dalam perspektif Al-Ghazali: konsep belajar menurut Al-Ghazali dan konsep etika belajar menurut Al-Ghazali. Tinjauan tentang mengajar perspektif Al-Ghazali; konsep mengajar menurut Al-Ghazali dan konsep etika mengajar menurut Al-Ghazali. Dan Bab Kelima sebagai penutup yang berisikan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB II</div><div style="text-align: justify;">TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN PERSPEKTIF TEORITIK</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">A. ETIKA</div><div style="text-align: justify;">1. Konsep Etika</div><div style="text-align: justify;">Menurut bahasa (etimologi) istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, ahkalak, watak, persamaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak ta etha artinya adalah adat kebiasaan, dan bentuk terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” (Bertens, 2004:4).</div><div style="text-align: justify;">Jadi etika bisa diartikan adat, watak, persamaan, kebiasaan, cara berfikir, dan tidak salah jika etika dijadikan sebagi cabang utama filsafat. </div><div style="text-align: justify;">Etika termasuk bagian dari filsafat. Kajian filsafat mencangkup tiga segi yakni apa yang disebut benar apa yang disebut salah (Logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (Etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (Estetika) (Suryasumantri 2007:32).</div><div style="text-align: justify;">Apa bila etika di definisikan, banyak ahli yang berbeda penjelasan namun banyak kemiripan.</div><div style="text-align: justify;">Kattsoff (1996:349) mengungkapkan bahwa, “etika merupakan cabang aksiologi yang pada pokoknya membicarakan masalah predikat-predikat nilai baik dan buruk. </div><div style="text-align: justify;">Berten (2004:7) mendefinisikan etika yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. </div><div style="text-align: justify;">Dan H. De. Vos (2002:4) mendefinisikan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan mengenai kesusilaan. Frans Magnis Suseno (1987:15) juga berpendapat bahwa etika adalah pemikiran sistematis tentang moralitas. Teguh Wangsa Gandhi (2011:54) etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoretis tentang nilai, dan ilmu kesusilaan yang memuat dasar berbuat susila. </div><div style="text-align: justify;">Mudlor Acmad (Tanpa Tahun:15) mendefinisikan etika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan tentang manusia.</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan Ahmad Amin menjelaskan bahwa etika adalah suatu pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, yang menerangkan apa seharusnya yang dilakukan oleh seseorang kepada yang lain, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat (Haris,2010:34). </div><div style="text-align: justify;">Dan diperkuat oleh Ibnu Mikawih bahwa etika adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorangnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran terleih dahulu. (Manan dan Qulub,2010:114)</div><div style="text-align: justify;">Dari definisi yang dijelaskan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan manusia, dan tata cara bersosial pada kehidupan sehari-hari dengan nilai moral yang baik. </div><div style="text-align: justify;">Selain definisi ada juga penjelasan melalui istilah terkait dengan etika, seperti yang di isltilahkan oleh Luis O. Katsof (1996:349) yaitu susila atau moral dan tidak susila atau immoral. </div><div style="text-align: justify;">Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya yang berjudul filsafat ilmu terdapat istilah etika yaitu budi dan moral. (Suriasumari,2007:229). Frans Magnis Suesno mengatakan bahwa etika dan ajaran-ajaran moral tidak berada di tingkat yang sama. (Suseno,1987:14). Jadi Frans juga meng istilahkan etika sebagai moral.</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan dalam islam di kenal dengan akhlak dan sering disamakan dengan istilah lain seperti perangai, karakter, unguh-unguh (bahasa jawa), sopan santun dan moral (Mustaqim,2007:1).</div><div style="text-align: justify;">Manan dan Qulub (2010:113) juga berpendapat bahwa etika, akhlak dan moral secara subtansi memang sama.</div><div style="text-align: justify;">Banyak istilah yang menyangkut tentang etika seperti, etika bisnis, etika ekonomi, etika keperawatan, etika islam, jadi etika bisa didefiniskan sesuai konteks yang dikaji dalam macam-macam bidang ilmu pengetahuan. Banyaknya istilah yang berbeda-beda H. De .Vos (2002:1) “merumuskan etika adalah ilmu tetang kesusilaan (moral)...”.</div><div style="text-align: justify;">Dan istilah moral dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:971) diartikan ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban atau ahklak.</div><div style="text-align: justify;">Jadi letak perbedaan dari etika, moral, dan akhlak, adalah Etika memandang perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan Moral memandang secara lokal dan Ahlak tidak terlepas dari akidah syariah karena bersumber dari Al-Quar’an dan hadits (Manan & Qulub,2010:113). </div><div style="text-align: justify;">Tetapi moral dan akhlak tetap sebagai bagian dari etika, karena etika merupakan kajian tentang ahklak dan moral, begitu juga adab.</div><div style="text-align: justify;">Jadi dari definisi dan istialah etika yang di jelaskan di atas terdapat perbedaan dan kemiripan dan yang paling banyak adalah moral. Dalam hal ini terkit dalam mengkaji etika atau moral ada tiga macam bagian yang mengkaji etika ilmu tentang moralitas yaitu etika deskiptif, etika normatif dan meta etika (Berten,2004:15)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Macam-Macam Etika</div><div style="text-align: justify;">Seperti yang di jelaskan oleh Berten ada tiga macam etika dari segi ilmu tentang moralitas yaitu;</div><div style="text-align: justify;">1. Etika Deskriptif yaitu melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan yang diperboleh atau tidak diperbolehkan. Dan etika diskiptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu-individu tertentu, dalam kebudayaan-kebudayaan atau subkultur-subkultur yang tertentu, dalam suatu periode sejarah dan sebagainya. </div><div style="text-align: justify;">2. Etika Normatif yaitu tidak melukiskan menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan moral.</div><div style="text-align: justify;">3. Etika Meta Etika yaitu mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis (Berten,2004:15-19).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">De.Vos dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Etika” terkait dengan macam-macam etika dan ia membaginya menjadi tujuah bagian yaitu;</div><div style="text-align: justify;">1. Etika Hedonisme yaitu bertolak dari pendirian bahwa manusia mengusahakan kenikmatan.</div><div style="text-align: justify;">2. Etika Eudenomisme yaitu yang secara harfiah mempunyai roh pengawal yang baik aratinya mujur dan beruntung. </div><div style="text-align: justify;">3. Etika Stoisisme yaitu suatu sikap hidup tertentu yang memang terungkap secara sangat menonjol pada sejumlah tokoh yang diwakili kaum Stoa.</div><div style="text-align: justify;">4. Etika Utilisme yaitu manfaat suatu perbuatan.</div><div style="text-align: justify;">5. Etika Marxisme yaitu mendasarkan etikanya atas fakta.</div><div style="text-align: justify;">6. Etika Vitalisme yaiyu etika yang memandang kehidupan sebagai kebaikan tertinggi, yang mengajarkan bahwa prilaku yang baik adalah prilaku yang menambah hidup.</div><div style="text-align: justify;">7. Etika Idealisme yaitu aliran kefilsafatan yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang besar antara yang satu dengan yang lain. Ciri pengenal umum yang menunjukkan kesamaan yang di punyai oleh sistem-sistem serta aliran-aliran tersebut ialah bahwa semua mengajarkan tentang pentingnya jiwa dan roh (Vos,2001:161-203).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan Teguh Wangsa Gandhi (2001:53) mengatakan bahwa, dalam perkembangan sejarah etika dibagi menjadi empat bagian yang membicarakan sikap dan moral manusia yaitu; </div><div style="text-align: justify;">1. Etika Hedonisme: pangdangan moral yang menyamakan baik menurut pandangan dengan kesenangan.</div><div style="text-align: justify;">2. Etika Eudemonisme: menegaskan setiap kegiatan manusia mengejar tujuan kebahagiaan.</div><div style="text-align: justify;">3. Etika Utilitarisme: yang berpendapt bahwa tujuan hukum adalah memajukan kepentingan para warga Negara dan bukan memaksakan perintah-perintah ilahi atau melindungi apa yang disebut dengan hak-hak kodrati.</div><div style="text-align: justify;">4. Etika Dentologi : pemikiran tentang moral.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3. Fungsi Etika</div><div style="text-align: justify;">Untuk apa manusia mempelajari etika? Frans Magnis Suseno (1987:14) mengatakan yaitu “agar kita lebih mampu untuk mempertanggungjawabkan kehidupana kita…”. Setiap orang perlu bermoralitas, tetapi tidak setiap orang perlu beretika, etika adalah pemikiran sistematis tentang moralitas, jadi yang dihasilkan secara lansung bukan kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis. </div><div style="text-align: justify;">Seperti yang kita ketahui bahwa etika mampu berorientasi keberbagai cabang ilmu pengetahuan. Etika berfungsi sebagi alat untuk mengetahui arah tujuan yang dikaji seracara praktis dan untuk mengetahui baik dan buruk suatu perbuatan manusia, juga untuk membedakan perbuatan yang sesuai dengan apa yang ada dalam lingkungan hidup manusia. </div><div style="text-align: justify;">Adapun filosof muslim seperti Al-Kindi ia menggambarkan fungsi etika menjadi tiga macam yaitu; </div><div style="text-align: justify;">a. Kebijaksanaan (hikmah) yaitu keutamaan daya fikir; bersifat teoritik yaitu mengetahui segala sesuatu yang bersifat universal secara hakiki; bersifat praktis yaitu menggunakan kenyataan yang wajib dipergunakan.</div><div style="text-align: justify;">b. Keberanian (nadjah) ialah keutamaan daya gairah (ghadabiyah; passiote), yang merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa yang memandang ringan kepada kematian untuk mencapai sesuatu yang harus dicapai dan menolak yang harus ditolak.</div><div style="text-align: justify;">c. Kesucian (iffah) adalah memperoleh sesuatu yang memang harus diperoleh guna mendidik dan memelihara badan serta menahan diri yang tidak diperlukan untuk itu (http://8tunas8.files.wordpress.com, diakses 5 juni 2011).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mudlor Achmad (Tanpa Tahun: 12) mengatakan dalam bukunya yang berjudul, Etika Dalam Islam” bahwa etika untuk mendorang kesadaran akan penilain orang terhadap tingkah lakunya, maka timbul pada dirinya masalah seperti, bagaimana saya mengatur hidpup saya?, agar dikatakan baik ? dan bagaimana saya seharusnya bertingkah laku?..”. </div><div style="text-align: justify;">Dari gambaran diatas dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai fungsi etika yaitu unutuk mengetahuai mana yang baik dan mana yang buruk, untuk mengetahui arti dari kehidupan yang lebih baik, sebagai jalur untuk mengetahui kebahagiaan, dan unutuk mengetahui kebijaksanaan, keberanian, dan kesucian dari hidup manusia.</div><div style="text-align: justify;">B. BELAJAR</div><div style="text-align: justify;">1. Konsep Belajar</div><div style="text-align: justify;">Dilihat dari segi bahasa, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:24) belajar adalah berusaha mengetahui sesuatu, berusaha memperoleh ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan).</div><div style="text-align: justify;">Secara etimologi belajar yaitu proses memperoleh pengetahuan, untuk mencapi kepandaian dan keterampilan dalam memproleh ilmu pengetahuan. Slavin mengatakan terkait dengan konsep belajar bahwa Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. (http//:wikipedia.org, Dikses 29 Maret 2011). </div><div style="text-align: justify;">Sedangkan Hasan Basri (2009:89) berpendapat bahwa belajar adalah anak didik yang kosentrasi penuh dalam memperhatikan pelajaran. </div><div style="text-align: justify;">Oemar Hamalik (2010:45) dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Belajar dan Mengajar” mendefinisika belajar adalah terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap.</div><div style="text-align: justify;">Belajar menurut Munif Chotib (2010:136 ) belajar adalah cara informasi masuk ke dalam otak melalui indra yang kita miliki. </div><div style="text-align: justify;">Dan belajar dalam ilmu psikologi sangat berbeda tapi satu tujuan, yaitu untuk mencapai kebaikan jiwa dan fisik, jiwa sebagai dororngan untuk belajar yang baik dan fisik sebagi alat gerak dalam proses belajar atau mencari ilmu pengetahuan yang di inginkan, dalam hal ini anak didik yang belajar akan menghasilkan belajar yang sangat efektif.</div><div style="text-align: justify;">Belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagi hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kongnitif, afektif, dan psikomotorik (Djamharah, 2008:13).</div><div style="text-align: justify;">Belajar adalah proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organism atau pribadi (Djamharah dan Zain,2010:10).</div><div style="text-align: justify;">Dalam buku “Psikologi Pendidikan” yang di tulis oleh Muhibbinsyah (2010:87) mengatakan bahwa, “belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.</div><div style="text-align: justify;">Apa bila belajar didekatkan dengan bahasa agama, maka belajar pada dasarnya harus dapat bimbingan sepenuhnya dari sang guru atau pengajar, dan anak didik pada mulanya adalah suci, alam sekitarnya akan memberi nilai atas hasil belajar yang dicapai.</div><div style="text-align: justify;">Anak didik (pelajar) di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingn sepenuhnya dari pendidik, karena menurut islam, saat anak didik dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama anak didik (Zuhairini, 2008:170).</div><div style="text-align: justify;">Mengenai hal diatas Subana (2009:9) menyimpulkan bahwa, “belajar adalah suatu proses perubahan individu dan lingkungannya melalui proses pengalaman dan latihan.</div><div style="text-align: justify;">Setelah berbagai gambaran mengenai konsep belajar, jadi hemat penulis dalam mengambil kesimpulan dari pendapat-pendapat ahli tentang konsep belajar adalah proses tranfer ilmu pengetahuan mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat dengan baik dan mulia. Dan untuk proses dalam menghasilkan perubahan etika dan penambahan pengalaman diri kita. Dengan pengalaman dan latihan sangat penting dalam belajar, akan tetapi pengalaman tersebut dimaksudkan adalah pengalaman yang baik untuk individu dan lingkungannya, begitu juga dengan latihan akan menghasilkan nilai-nilai kesusilaan dalam kehidupan dimasyarakat. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">2. Etika Belajar</div><div style="text-align: justify;">Dalam hal ini keberhasilan belajar anak didik di tentukan tiga hal yang mendasar yaitu;</div><div style="text-align: justify;">a. Sikap anak didik yang mencintai ilmu dan pra pendidiknya</div><div style="text-align: justify;">b. Sikap anak didik yang selalu kosentrasi dalam belajar</div><div style="text-align: justify;">c. Tumbuhnya sikap mental yang dewasa dan mampu menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan (Basri,2009:89)</div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana Muhammad Bin Hasan Bin Abdillah menjelaskan dengan syair dalam kitabnya Az-Zarnuji tentang bagaimana etika belajar (1996:8) bahwa; </div><div style="text-align: justify;">“tuntutlah ilmu, karena ilmu merupakan perhiasan bagi pemiliknya, keunggulan dan pertanda segala pujian, jadikanlah dirimu sebgai orang yang selalu menambah ilmu setiap hari, dandan berenanglah di lautan makna,belajarlah ilmu fiqih, karena fiqih merupakan penuntun yang terbaik menuju kebaikan dan ketakwaan serta tujuan paling tepat,ia menjadi bendera yang menunjukkan kepada jalan menuju tujuan. ia menjadi benteng yang menyelamatkan dari segala kesesatan, seseorang ahli fikih yang teguh lebih berat bagi setan dibanding ahli ibadah” </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pendapat diatas menggambarkan bahwa, proses belajar seorang murid tidak terlepas dari etika kesopanan dan adab dalam mengahasilkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungannya. </div><div style="text-align: justify;">Az-Zarnuji (1996:14) menambahkan seorang disebut beretika dalam berilmu maka ia wajib berniat belajar pada masa-masa menuntut ilmu karena niat merupakan sesuatu yang fundamental dalam segala hal, Nabi SAW bersabda ” sesungguhnya sah segala amal itu tergantung pada niat. Sabdanya lagi “ banyak sekali amal-amal perbuatan dunia menjadi amal perbuatan akhirat disebabkan niat yang baik, dan juga banyak sekali amal perbuatan akhirat menjadi amal perbuatan dunia disebakan niat yang buruk, </div><div style="text-align: justify;">Ali Al-Madani berkata seseorang bertanya kepada Asy-Sya’bi dari manakah anda mendapatkan ilmu ini semuanya?, dia menjawab dengan menjauhkan ketergantungan orang lain, melakukan perjalanan ke pelosok negeri, sabar seperti sabarnya benda mati, dan datang pagi-pagi bagaikan burung gagak (Munir,2010:146)</div><div style="text-align: justify;">Adapun etika belajar dalam menutut ilmu adalah sebagai syarat untuk mencari ilmu yang hendak ingin dicapai oleh seorang murid, seorang murid harus mempunyai beberapa ciri sebagai sorang pelajar. dengan ini agar ilmu yang hendak dicapai bukan saja dapat dipahami tetapi memperoleh keberkahan dari Allah SWT. </div><div style="text-align: justify;">Terkait dengan hal ini dalam artikel yang ditulis oleh Ahmad Fauzi Bin Mohammed dengan judul “Adab-Adab Belajar” dalam Bahasa Malaysia, dan mengutip dari Ibnu Aqinin bahwa, Sembilan syarat yang dituntut sebagai seorang murid atau pelajar muslim yaitu; </div><div style="text-align: justify;">(a) kesucian sifat; (b) kesediaan untuk menanyakan soalan, dan semangat yang kritis yang tidak menerima secara membuta segala apa yang diajarkan, tetapi walaupun demikian mengakui akan kelebihan pengalaman gurunya; (c) tidak menghiraukan hal-hal kewangan dan keluarga; (d) mahir dengan prinsip disiplin yang diberikan dahulu dan kemudian barulah butir-butirnya supaya mampu menghadapi kesangsian dan perbezaan pendapat sekalipun jika pada permulaannya, adalah lebih baik bagi pelajar menjauhkan diri daripadanya dan mempercayai gurunya; (e) ada sedikit kebiasaan dengan pelbagai perbezaan pendapat, kerana masing-masing menjelaskan yang lain (seperti yang diajar dalam falsafah Aristotle); (f) sentiasa merenung perhungan antara ilmu, amalan yang suci dan penghidupan; (g) pengabdian diri yang sepenuh jiwa raga kepada ilmu tanpa motif luaran, dari mana tidak ada kekurangan kemajuan dalam pelajaranpelajarannya yang akan melemahkan semangatnya; (h) kesediaan untuk keluar mencari guru yang baik (berhubung dengan pengembaraan Muslim dalam mencari ilmu); dan (i) penghormatan yang besar kepada guru, hampir pada memuliakannya (http//4shared.com, 12 Mei 2011).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mengenai hal diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang murid dalam menuntut ilmu hendaklah memulai dengan, membersihkan diri dari etika yang buruk, mempunyai semagat yang luarbiasa, menjauhkan diri dari keluarga, mempercayai gurunya, menerima perbedaan macam-macam ilmu islam dan barat, memikirkan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan baik dan bermanfaat dalam kehidupannya, iklas dalam mengabdikan dirinya dengan jiwa yang tulus, bersedia untuk keluar dari daerah dengan niat mencari guru yang baik, dan memberi kehormatan terhadap gurunya pada saat ketemu dan belajar. Jadi etika yang baik tidak lepas dalam mencari ilmu pengetahuan dan jiwa yang yang tulus.</div><div style="text-align: justify;">Salah satu cara menghormati ilmu adalah menghormati guru, Munir (2010:103) mendefinisikan sikap hormat bahwa “sikap hormat merupakan perwujudan dari pengakuan atas keberadaan orang lain tanpa memedulikan predikat yang melekat pada diri orang tersebut...”, Adapun etika murid terhadap gurunya, Syeh Al-Zarnuji dalam kitab Ta’lim Wa Mutaallim membaginya menjadi sepuluh bagian etika murid terhadap gurunya yaitu;</div><div style="text-align: justify;">a. Tidak berjalan kencang di depan gurunya</div><div style="text-align: justify;">b. Tidak duduk di tempat gurunya</div><div style="text-align: justify;">c. Tidak memulai percakapan dengan gurunya kecuali atas izinnya</div><div style="text-align: justify;">d. Tidak memperbanyak pembicaraan di depan gurunya</div><div style="text-align: justify;">e. Tidak menanyakan sesuatu ketika murid sudah bosan</div><div style="text-align: justify;">f. Menjaga waktunya dalam berkunjung kerumh guru </div><div style="text-align: justify;">g. Tidak mengetuk pintu rumah atau kamarnya tetapi harus menunggu sampai gurunya keluar</div><div style="text-align: justify;">h. Mendengarkan ilmu dan hikmah dengan sikap respek dan hormat</div><div style="text-align: justify;">i. Tidak duduk terlalu dekat dengan gurunya pada saat belajar tanpa hal yang memaksa</div><div style="text-align: justify;">j. Seorang murid juga menghindari prilaku-prilaku yang tercela (1996:35).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dapat diambil kesimpulan bahwa, seroang murid harus mengharmati gurunya dan mengambil tempat duduk yang telah disediakan atau tidak mengambil tempat duduk gurunya, memperhatikan gurunya disaat guru menjelaskan pelajaran. Jadi seorang murid harus berusaha mencari ridhonya, menghindari kemurkaannya dan patuh kepadanya selain dalam perbuatan maksiat kepada Allah SWT. Dan seorang murid harus sabar dalam melaksanakan proses belajarnya ketika dalam mencari ilmu pengetahuan.</div><div style="text-align: justify;">C. MENGAJAR</div><div style="text-align: justify;">1. Konsep Mengajar</div><div style="text-align: justify;">Dari segi bahasa kata mengajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:42) diartikan sebagai memberikan serta menjelaskan kepada orang tentang suatu ilmu, memberi pelajaran dan melatih.</div><div style="text-align: justify;">Pendidik (pengajar) adalah seoarang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaannya (Ihsan dan Ihsan,2007:93).</div><div style="text-align: justify;">Mengajar menurut William Burton adalah upaya dalam memberikan peransang, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi prose belajar(Subana dan Sunarti,2009:13). Sejalan dengan definisi diatas bahwa mengajar adalah memberikan ilmu dan menjelaskan ilmu kepada orang atau murid, dan mengajar adalah memberi pelajaran tentang suatu ilmu dan melatih anak murid yang di ajarkan.</div><div style="text-align: justify;">Kegiatan mengajar bagi seoarang guru menghendaki hadirnya sejumlah murid, berbeda dengan belajar, belajar tidak selamanya memerlukan seorang guru. Hal ini terkait dengan yang diungkapkan oleh Djamharah (2010:39) bahwa “guru yang mengajar dan anak didik yang belajar adalah satu dwi tunggal dalam perpisahan raga jiwa bersatu antara guru dan murid”.</div><div style="text-align: justify;">Mengajar adalah suatu proses dalam mendidik, yaitu proses mengatur anak didik, mengorganisasi anak didik, dan dapat menghasilkan lingkungan yang membuat murid belajar. Dalam hal ini Chotib (2010:148) mengungkapkan bahwa “pengajar atau guru adalah kunci kualitas sebuah sekolah”. </div><div style="text-align: justify;">Konsep mengajar sering ditafsirkan karena senantiansa dilandasi oleh teori belajar tertentu, sedangkan tafsiran tentang mengajar adalah mewariskan kebudayaan nenek moyang masa lampau ke generasi baru secara turun-temurun sehingga terjadi konservasi kebudayaan, Ada pula yang menyatakan bahwa mengajar adalah proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa (Hamalik, 2010:58).</div><div style="text-align: justify;">Dapat dirumuskan bahwa mengajar adalah guru yang mengajar dan murid yang belajar. Mengajar paling terpenting dalam lingkungan pencarian ilmu. Mengajar merupakan suatu kewajiban bagi orang-orang yang berilmu. Dan mengajar adalah memberi berbagai macam ilmu pengetahuan kepada anak didiknya atau murid yang di ajarkan. Mengajar juga pada dasarnya adalah belajar mengajar. Ada pun dalam arti yang sederhana mengajar ada yang memberi istilah degan guru, ustad, kiai, dan ulama. Tapi penulis hanya menguraikan yang berkaitan dalam konsep mengjar.</div><div style="text-align: justify;">2. Etika Mengajar</div><div style="text-align: justify;">Adapun dalam proses mengajar, guru tidak lepas dari etika mengajar apabila kesuksesan pendidikan ingin dicapai dengan sempurna.</div><div style="text-align: justify;">Jika seorang guru memiliki etika yang baik dalam mengajar dan memikat maka ia akan menjadi seorang guru yang disukai murid-muridnya. Mereka akan menerima pelajaran yang diberikan dengan hati senang dan antusias. Dan tidak diragukan lagi, guru yang tidak memiliki etika dalam mengajar, tidak akan bertahan lama menekuni profesi sebagai seorang guru, kecuali karena terpaksa. Karena etika yang baik akan membentuk sifat menerima antara guru dan murid-muridnya, yang merupakan unsur terpenting dalam proses pendidikan.</div><div style="text-align: justify;">Murze berpendapat bahwa “guru yang baik adalah seorang guru yang memiliki sifat ramah dalam berinteraksi kepada sesama, memahami orang lain, disiplin dalam sikap dan tugas-tugasnya dan mampu berinisiatif dan inovatif” (Khalifah dan Quthub2009:36).</div><div style="text-align: justify;">Khalifah dan Quthub (2009:37) mengatakan dalam bukunya bahwa “Sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh para ilmuan di Amerika, yang dipimpin oleh Hart Adams menegaskan bahwa ada sembilan etika yang harus dimiliki oleh seorang pengajar untuk mencapai pengajaran yang ideal yaitu :</div><div style="text-align: justify;">a. Sikap tolong-menolong dengan loyalitas tinggi</div><div style="text-align: justify;">b. Menjelaskan pelajaran dengan baik</div><div style="text-align: justify;">c. Menggunakan contoh atau perumpamaan di dalam menjelaskan</div><div style="text-align: justify;">d. Berbudi pekerti baik</div><div style="text-align: justify;">e. Cerdas dan cekatan</div><div style="text-align: justify;">f. Mampu membuat suasana di dalam kelas menjadi hangat dan menyenangkan</div><div style="text-align: justify;">g. Arif dan lemah lembut terhadap murid-muridnya</div><div style="text-align: justify;">h. Peka terhadap perasaan murid-muridnya</div><div style="text-align: justify;">i. Merasa bahwa murid-muridnya adalah teman-temannya </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan menurut Moh. Athiyah Al-Abrasyi, dalam buku Hamdai Ihsan yang berjudul “Filsafat Pendidikan Islam” bahwa seorang pendidik islam harus memiliki sifat-sifat tertentu agar ia melaksanakan tugasnya dengan baik. Adapun sifat-sifat itu ialah;</div><div style="text-align: justify;">a. Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridaan allah semata.</div><div style="text-align: justify;">b. Seorang guru harus jauh dari dosa besar, sifat ria (mencari nama), dengki, permusuhan perselisihan dan lain-lain sifat yang tercela.</div><div style="text-align: justify;">c. Ikhlas dalam pekerjaan, keikhlasan dan kejujuran serorang guru di dalam pekerjaannya merupakan jalan terbaik kearah suksesnya kedalam tugasnya dan sukses murid-muridnya.</div><div style="text-align: justify;">d. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia sanggup menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar dan jangan pemarah karena sebab-sebab yang kecil, berkepribadian dan mempunyai harga diri.</div><div style="text-align: justify;">e. Seorang guru harus mencintai murid-mridnya, seperti cintanya terhadap anak-anaknya sendiri dan memikirkan keadaan mereka seperti memikirkan diri sendiri.</div><div style="text-align: justify;">f. Seorang guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat, kebiasaan, rasa dan pemikiran murid-muridnya agar ia tidak keliru dalam mendidik murid-muridnya.</div><div style="text-align: justify;">g. Seorang guru harus mengasai mata pelajaran yang akan diberikannya, serta memperdalam pengetahuannya sehingga mata pelajaran yang diajarkannya tidak akan bersifat dangkal. (Ihsan dan Ihsan,2007:104-105).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan etika mengajar dalam menyampaikan pengetahuan dari seorang murid atau kelompok adalah;</div><div style="text-align: justify;">a. Bersifat tradisional</div><div style="text-align: justify;">b. Hanya bertujuan menyampaikan pengetahuan</div><div style="text-align: justify;">c. Kegiatan belajar seluruhnya terpusat pada guru</div><div style="text-align: justify;">d. Isi pelajaran tidak di serap melalui proses mental emosional secara pengalaman, melainkan secara hafalan</div><div style="text-align: justify;">e. Kegiatan interaksinya sangat tebatas </div><div style="text-align: justify;">f. Kekurangan relevan dengan pembentukan sikap atau kepribadian (Subana dan Sunarti,2007:13).</div><div style="text-align: justify;">Dari uraian dan gambaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, etika mengajar adalah, pengajar harus ramah, ikhlas, pengalaman yang luas, tidak mencari nama dan selalu mendekat kan diri kepada Allah semata.</div><div style="text-align: justify;">D. SEKILAS TENTANG AL-GHAZALI</div><div style="text-align: justify;">1. Biografi Singkat Al-Ghazali</div><div style="text-align: justify;">Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi Asy-Syafi'i (lahir di Thus; 1058 / 450 H , meninggal di Thus; 1111 /14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan (http:/ / www. ghazali. org, Diakses 11 Maret 2011).</div><div style="text-align: justify;">Nama Al-Ghazali terkadang ditulis dan diucapkan dengan kata al-Ghazzali (dua huruf z). Kata ini diambil dari kata Ghazzal, yang artinya tukang pintal benang karena pekerjaan ayah Al-Ghazali memintal benang wol. Adapun kata Al-Ghazali (satu huruf z) diambil dari kata Ghazalah yaitu nama perkampungan dilahirkan (Basri,2009: 219). </div><div style="text-align: justify;">Masa mudanya Al-Ghazali bertepatan dengan bermunculannya para cendikiawan, baik dari kalangan bawah, menengah, sampai elit. Kehidupan saat itu menunjukkan kemakmuran tanah airnya, keadilan para pemimpinnya, dan kebenaran para ulama’nya. Dunia tampak tegak disana. Sarana kehidupan mudah didapatkan, masalah pendidikan sangat diperhatikan, pendidikan dan biaya hidup para penuntut ilmu ditanggung oleh pemerintah dan pemuka masyarakat (Rusn,2009:9-10).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Al-Ghazali mula-mula belajar ilmu fiqih dari Abu Hamid Ahmad Bin Muhammad Ath-Thusi Ar-Radzkani, lalu berangkat ke daerah jurjan dan berguru pada Abi Al-Qasim Ismail. Kemudian ia melakukan perjalanan ke nasabur dan tinggal di Madrasah Nizhamiyah, pimpinan Al-Haramain Al-Juwaini (Basri,2009: 219). </div><div style="text-align: justify;">Tidak berapa lama mulailah mengaji pada Al-Juwaini, salah seorang pemuka agama yang terkenal dengan sebutan imamul harmain. Kepadanya Al-Ghazali belajar ilmu kalam, ilmu ushul fiqh, retorika, logika, tasawuf dan filsafat (Rusn,2009:10).</div><div style="text-align: justify;">Maka dari itulah Al-Ghazali juga dikenal sebagai guru, filosof, ahli debat, pembicara pembaharu, dan sufi yang sangat pioner dalam semua bidang tersebut, dengan menjadi seorang tokoh intelektual yang besar dia meninggalkan berbagai pesan dan pengaruh abadinya dalam otak dan hati jutaan manusia yang berpikir di dunia ( Khan 2005.15).</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan dalam ilmu pendidikan, keistewaan Al-Ghazali adalah penelitian, pembahasan dan pemikirannya yang sangat luas dan mendalam pada salah satu pendidikan (Ihsan dan Ishsan,2007:235).</div><div style="text-align: justify;">2. Karya-Karya Al-Ghazali</div><div style="text-align: justify;">Menurut sulaiman dalam bukunya Imam Muwawwir (2006:350). yang berjudul “Mengenal Pribadi 30 Pendekar Dan Pemikir Islam Dari Masa ke Masa” mengemukakan bahwa jumlah karya tulis Al-Ghazali sebanyak 300 buah.</div><div style="text-align: justify;">Adapun karangan karangan yang masih diperoleh sekarang, dalam “Islamic Literature” menyebutkan bahwa jumlahnya 65, ditambah dengan 23 buah yang berbentuk pamplet atau brosur (Munawwir, 2006:350).</div><div style="text-align: justify;">Seperti yang dikutip oleh Imam Munawwir (2006,350) bahwa suatu daftar yang dikemukakan oleh Prof. Jamilurrahman dari Hyderabad dan Prof. F.S. Ginali, sesuai dengan daftar yang dibuat oleh Syibili dalam bahasa urdu, menyebutkan 59 buah buku Al-Ghazali yang terbagi sebagai berikut; 6 buah tentang hukum fiqih, 5 buah tengang ilmu hukum dan pengalaman hukum, 5 buah tentang logika, 14 buah tentang filsafat, 4 buah tentang akhlak, dan 13 buah tentang tasawwuf. </div><div style="text-align: justify;">Al-Ghazali sudah mengarang buku pada usia dua puluh lima tahun ketika masih berada di naisabur. Adapun waktu dipergunakan untuk mengarang adalah selama tiga puluh tahun. Hal ini berarti, dalam setiap tahun, ia menghasilkan karyanya tidak kurang dari sepuluh buah karya (kitab/buku) besar dan kecil dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Hasan Basri (2009:222-223) dalam menyusun karya Al-Ghazali dengan empat macam bidang keilmuan yaitu; </div><div style="text-align: justify;">a. Ilmu kalam dan filsafat </div><div style="text-align: justify;">1. Maqasid Al-Falasifah</div><div style="text-align: justify;">2. Tahafut Al-Falasifah</div><div style="text-align: justify;">3. Al-Iqtisad Fi Al-I’tiqad</div><div style="text-align: justify;">4. Al-Munqid Min Adh-Dhalal</div><div style="text-align: justify;">5. Maqasid Asma Fi Al-Ma’ani Asma al-Husna</div><div style="text-align: justify;">6. Fishal At-Tafriqat</div><div style="text-align: justify;">7. Qithas Al-Mustaqim</div><div style="text-align: justify;">8. Al-Musthaziri</div><div style="text-align: justify;">9. Hujjat al-Haq</div><div style="text-align: justify;">10. Munfashil Al-Khilaf Fi Ushul ad-Din</div><div style="text-align: justify;">11. Al-Muntaha fi ilm al-jadal</div><div style="text-align: justify;">12. Al-Madinun Bi al-Ghair Ahlihi</div><div style="text-align: justify;">13. Mahkum an-Nadhar</div><div style="text-align: justify;">14. Ara Ilmu ad-Din</div><div style="text-align: justify;">15. Arba’in Fi Suhul ad-Din</div><div style="text-align: justify;">16. Iljam al-Awal An Ilm Ak-kat</div><div style="text-align: justify;">17. Miyal al-ilm</div><div style="text-align: justify;">18. Al-Intishar </div><div style="text-align: justify;">19. Isbat an-Nadhar</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Fiqh dan ushul fiqh</div><div style="text-align: justify;">1. Al-Basith</div><div style="text-align: justify;">2. Al-Wasith</div><div style="text-align: justify;">3. Al-Wajiz</div><div style="text-align: justify;">4. Al-Khulashah al-Mukhtashar</div><div style="text-align: justify;">5. Al-Mustashfa</div><div style="text-align: justify;">6. Al-Mankhul</div><div style="text-align: justify;">7. Syifakh al-Alil Fi Qiyas Wa Ta’lil</div><div style="text-align: justify;">8. Al-Dzari’ah Ila Makarim al-Syari’ah</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Kitab tafsir </div><div style="text-align: justify;">1. Yaqul al-Ta’wil Fi Tafsir at-Tanzil</div><div style="text-align: justify;">2. Zawaahir al-Qur’an</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. Ilmu tasawuf dan akhlak </div><div style="text-align: justify;">1. Ihya Ulum Ad-Diin</div><div style="text-align: justify;">2. Mizan Al-Amanah</div><div style="text-align: justify;">3. Kimya As-Sa’dah</div><div style="text-align: justify;">4. Misykat Al-Anwar</div><div style="text-align: justify;">5. Muhasyafat Al-Qulub</div><div style="text-align: justify;">6. Minhaj Al-Abidin</div><div style="text-align: justify;">7. Al-Dar Fiqhurat Fi Kasyf Ulum</div><div style="text-align: justify;">8. Al-Aini fi al-Wahadat</div><div style="text-align: justify;">9. Al-Qurbat Ila Allah Azza Wajalla </div><div style="text-align: justify;">10. Akhlak al-Akbar Wa Najat Min al-Asrar</div><div style="text-align: justify;">11. Bidayat al-Hidayat </div><div style="text-align: justify;">12. Al-mabadi wa al-Hidayah</div><div style="text-align: justify;">13. Nasihat Al-Mulk</div><div style="text-align: justify;">14. Talbil Al-Iblis</div><div style="text-align: justify;">15. Al-Alm Al-Laduniyyah</div><div style="text-align: justify;">16. Ar-Risalat Al-Laduniyyah</div><div style="text-align: justify;">17. Al-Ma’khadz</div><div style="text-align: justify;">18. Al-Amali</div><div style="text-align: justify;">19. Al-Ma’rij Al-Quds</div><div style="text-align: justify;">20. Fatihah Al-Ulum</div><div style="text-align: justify;">21. Ayyuha Al-Walad</div><div style="text-align: justify;">E. PENELITIAN TERDAHULU</div><div style="text-align: justify;">Terkait dengan judul yang diteliti, penulis juga membedakan dari kesamaan ataupun kemiripan judul penelitian sebelumnya seperti;</div><div style="text-align: justify;">1. Implementasi Konsep Etika Peserta Didik Menurut Al-Ghazali, penelitian ini ditulis oleh Atsna Rohani Afifah pada tahun 2010 di UIN Malang, dengan metode deskriptif analisis kritis, skripsi tersebut membahas konsep etika peserta didik menurut Al-Ghazali dan implementasinya dalam dunia pendidikan. </div><div style="text-align: justify;">2. Analisis Komparasi Konsep Belajar Dan Pembelajaran Menurut Al-Ghazali Dan Az-Zarnuji, penelitian ini ditulis oleh Elok Tsuroyya Imron, UIN Malang 2008, dengan metode deskriptif tekstual , pada skripsi yang ditulis olehnya, di dalamnya konsep belajar dan pembelajaran Az-Zarnuji yang kemudian di komparasikan dengan pemikiran Al-Ghazali. </div><div style="text-align: justify;">3. Stdudi Tentang Profesionalisme Guru Menurut Al-Ghazali, penelitan ini ditulis oleh Jauharotul Makniyah di IDIA prenduan 2009, dengan metode library research, di dalamnya membahas profesionalisme guru dalam mengajar menurut Al-Ghazali.</div><div style="text-align: justify;">Karena tentang konsep etika belajar mengajar menurut Imam Al Ghazali belum pernah dibahas secara khusus oleh peneliti-peneliti sebelumnya, maka pada penelitian ini penulis mengangkat judul tersebut. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">BAB III</div><div style="text-align: justify;">METODE PENELITIAN</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">A. Pendekatan dan Jenis Penelitian</div><div style="text-align: justify;">Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (Library Research), karena data yang diteliti berupa naskah, buku atau majalah yang bersumber dari khazanah kepustakaan (Bakker dan Nazir, 1990:54). Sehingga muncul peneguhan tentang tokoh yang akan diteliti, atau tentang tekanan tertentu dalam teks. mungkin lebih khusus dapat diberi bukti tentang arti atau bentuk istilah tertentu pada umumnya, atau di salah satu tempat di naskah (Bakker dan Zubair, 1990:73). Oleh karena itu, penelitian ini akan ditulis dan dibahas secara metodis sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu penelitian kepustakaan atau kajian pustaka (Library Research Method).</div><div style="text-align: justify;">B. Sumber Data</div><div style="text-align: justify;">Sumber data yang menjadi rujukan penulis adalah “data yang berasal dari sumber tertulis yang dapat dibagi atas beberapa hal; sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi” (Moleong, 2006:159). </div><div style="text-align: justify;">Sumber data dalam penelitian ini adalah karya-karya Al-Ghazali khususnya yang berkaitan dengan etika belajar mengajar. </div><div style="text-align: justify;">Maka dari itu untuk sember data ada dua macam yaitu;</div><div style="text-align: justify;">1. Data Primer</div><div style="text-align: justify;">Data primer adalah “Data yang diperoleh melaui karya-karya tokoh yang akan diteliti (Bakker dan Zubair, 1990:69). Beberapa buku rujukan primer tersebut antara lain:</div><div style="text-align: justify;">• Ihya’ ‘Ulumiddin yang diterbitkan oleh Darussalam cetakan kelima. Tahun 1428 H atau 2008 M. </div><div style="text-align: justify;">• Fatihatul Ulum yang di terbitkan oleh Matbaatu Al-Itihat, Mesir</div><div style="text-align: justify;">• Bidayatul hidayah yang diterbitkan oleh Maktabah Matbuli </div><div style="text-align: justify;">2. Data Sekunder</div><div style="text-align: justify;">“Data sekunder merupakan sumber kedua” (Moleong 2006:159). “data yang memuat komentar dan pembicaraan mengenai pikiran tokoh” (Bakker dan Zubair, 1990:69). Hal tersebut merupakan data tambahan untuk melengkapi data primer yang bisa diambil melalui dokumen-dokumen, buku-buku atau surat kabar yang mengulas tentang Al-Ghazali, riwayat hidup Al-Ghazali atau hal-hal yang berkaitan dengan etika belajar mengajar. Sumber data tersebut antara lain:</div><div style="text-align: justify;">• Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan karangan Drs. Abidin Ibnu Rusn. </div><div style="text-align: justify;">• Filsafat Pendidikan Al-Ghazali karangan Shafique Ali Khan </div><div style="text-align: justify;">• Filsafat pendidikan karya Teguh Wangsa Gndhi</div><div style="text-align: justify;">• Filsafat Pendidikan Islam di tulis oleh Hasan Basri</div><div style="text-align: justify;">• Filsafat Pendidikan Islam karya Zuhairini</div><div style="text-align: justify;">• Etika dalam islam karya Modlor acmad</div><div style="text-align: justify;">• Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral karya Franz Magnis Suseno</div><div style="text-align: justify;">• Pengantar Etika karangan Dr.H. De vos</div><div style="text-align: justify;">• Etika Islam: Telaah Filsafat Moral Faghib Al-Isfahani karya Dr. Amril </div><div style="text-align: justify;">• Akhlak Taswuf karya Abdul Mustakim</div><div style="text-align: justify;">• Etika belajar bagi penuntut ilmu karya Al-Zarnuzi</div><div style="text-align: justify;">• Etika karya K. Bertens</div><div style="text-align: justify;">• Etika Hamka karya Abdul Haris</div><div style="text-align: justify;">• Pendidikan karakter yang di tulis oleh Abdullah Munir</div><div style="text-align: justify;">• Menjadi Guru Yang Dirindu di tulis oleh Mahmud Kalifah dan Usamah Quthub </div><div style="text-align: justify;">• Psikologi Belajar dan Mengajar karya Uemar Hamalik</div><div style="text-align: justify;">• Sekolahnya Manusia karya Munif Cotib</div><div style="text-align: justify;">• Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum di tulis oleh Abdul Manan dan Sifaul Qulub</div><div style="text-align: justify;">• Psikologi Pendidikan karya Muhibbinsyah</div><div style="text-align: justify;">• Pendidikan Agama Islam di tulis oleh Zainudin</div><div style="text-align: justify;">• Mengenal pribadi 30 Pendekatan Pemikiran Islam dari Masa Kemasa karya Imam Munawwir</div><div style="text-align: justify;">C. Tehnik Analisis Data</div><div style="text-align: justify;">Dalam menganalisis data penulis akan mengambil beberapa metode sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;">1. Interpretasi</div><div style="text-align: justify;">Menurut Baker dan Zubair (1990:74) interpretasi adalah “sambil merekonstruksikan teks naskah, atau sambil diterjemahkan”, sehingga dalam hal ini peneliti melakukan dan memahami isi pemikrian Al-Ghazali yang terdapat dalam karya-karyanya.</div><div style="text-align: justify;">2. Induksi dan Deduksi</div><div style="text-align: justify;">Induksi adalah peneliti menganalisis semua bagian dan semua konsep pokok yang berkaitan dengan eitka belajar mengajar dalam karya Al-Ghazali. Dan deduksi yaitu membangun pemahaman yang sestematis dari hasil analisis. (Bakker dan Zubair, 1990:69).</div><div style="text-align: justify;">3. Komparasi</div><div style="text-align: justify;">Menurut Bakker dan Zubair (1990:70) tahapan komparasi adalah membandingkan manuskrip atau terbitan asli naskah dengan buku-buku lain, baik yang mendekatinya, atau justru yang bertentangan. Kemudian perbandingan itu diperhatikan dengan teliti keseluruhan pikiran dengan ide-ide pokok, kedudukan konsep, metode,dsb.</div><div style="text-align: justify;">4. Deskripsi</div><div style="text-align: justify;">Deskripsi adalah menggambakan hasil dari analisis. Menurut Bakker dan Zubair (1990:71) adalah menguraikan secara teratur konsep buku yang diteliti. Jadi, peneliti akan menjabarkan tentang pemikiran Al-Ghazali yang berkaitan dengan etika belajar mengajar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Al-Qur’an Al-Karim</div><div style="text-align: justify;">Amril, 2002. Etika Islam: Telaah Filsafat Moral Faghib Al-Isfahani, Yogyakarta: LSFK2P.</div><div style="text-align: justify;">Acmad, Mudlor, Etika Dalam Islam, Surabaya: Al-Ikhlas</div><div style="text-align: justify;">Al-Zarnuzi, 1996. Etika belajar bagi penuntut ilmu. Terjemahan oleh Ma’ruf Asrori.1996. Surabaya:AL-MIFTAH</div><div style="text-align: justify;">Alwi Engku, Ahmad Zaki, 2005. Merawat Kemelut Moral (Online), (http://kawansejati.ee.itb.ac.id/masalah-pendidikan-masa-kini) Diakses 15 juni 2011</div><div style="text-align: justify;">Basri, Hasan. 2009. Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia</div><div style="text-align: justify;">Baker, Anton, dan Zubair, Ahmad Carris, 1990. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius</div><div style="text-align: justify;">Bertens, K, 2004. Etika, Jakarta: PT Gamedia Pustaka Utama</div><div style="text-align: justify;">Chatib, Munif, 2010, Sekolahnya Manusia, Bandung: KAIFA</div><div style="text-align: justify;">Djamharah, Syaiful Bahri Dan Aswan, Zain, 2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: RINEKA CIPTA</div><div style="text-align: justify;">Djamharah, Saiful Bahri, 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: PT RINEKA CIPTA</div><div style="text-align: justify;">Departemen Pendidikan, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa</div><div style="text-align: justify;">Fuaidah, Tu’nas, 2006. Konsep Etika (moral) Menurut Para Filosof Muslim (Online), (http://8tunas8.files.wordpress.com/2010/04/konsep-etika-menurut-para-filosof-muslim.doc), Diakses 5 juni 2011</div><div style="text-align: justify;">Gandhi, Teguh Wangsa, 2011. Filsafat Pendidikan: Mazhab-Mazhab Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media</div><div style="text-align: justify;">Haris, Abd, 2010. Etika Hamka: Konstruksi Etik Berbasis Religius. Yogyakarta: LKiS</div><div style="text-align: justify;">Hamalik, Oemar, 2010. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo</div><div style="text-align: justify;">Ihsan Hamdani dan Ihsan A. Fuad, 2007. Filsafat pendidikan islam. Bandung: CV Pustaka Setia</div><div style="text-align: justify;">Jauhari, Muhamdad Idris. 2006. Adab Sopan Santun. Sumenep: Mutiara Press Al-Amien Prenduan</div><div style="text-align: justify;">Khalifah, Mahmud Dan Quthub,Usamah, 2009. Menjadi guru yang dirindu: bagaimana menjadi guru yang frofesional. Terjemahan Oleh Muhtadi Kadi. Surakarta: Ziyad</div><div style="text-align: justify;">Karma lewa, 2004. Merancang Pendidikan Moral dan Budi Pekerti (Online). (http://nucleussmart.wordpress.com/merancang-pendidikan-moral-budi-pekerti/) Diakses 29 april 2011 </div><div style="text-align: justify;">Kattsoff Louis O.1996. Pengantar Filsafat. Terjemahan oleh Soejono Margono. 1986. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya</div><div style="text-align: justify;">Lembag Ghazali, Biografi Al-Ghazali, (Online) (http://www.ghazali.org/site/oeuvre.htm) Diakses 11 Maret</div><div style="text-align: justify;">Munir, Abdullah, 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah, Yogyakarta: Pedagogia</div><div style="text-align: justify;">Mohammed, Ahmad Fauzi Bin, Adab-Adab Belajar, (Online) (http//:4shared.com). Diakses 29 Mei 2011</div><div style="text-align: justify;">Muhibbinsyah, 2010. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya</div><div style="text-align: justify;">Mustakim, abdul, 2007. Akhlak Taswuf: Jalan Menuju Revolusi Spiritual. Yogyakarta: KREASI WACANA</div><div style="text-align: justify;">Moleong, lexsy J. 2009. Metode Penelitian Kulitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya</div><div style="text-align: justify;">Manan, Abdul dan Qulub Syifa’ul, A. 2010. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Surabaya: LAROS</div><div style="text-align: justify;">Munawwir, imam. 2006. Mengenal 30 Pendekar dan Pemikir Islam. Surabaya: Bina Ilmu </div><div style="text-align: justify;">Partanto, Pius A, dan Al-Barri1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: ATKOLA</div><div style="text-align: justify;">Rusn Abidin Ibnu, 2009. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, Yogyakarta: pustaka pelajar</div><div style="text-align: justify;">Shihab, Muhammad Quraish, 2007. Wawasan Al-Quraan. Bandung: Mizan</div><div style="text-align: justify;">Suriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan </div><div style="text-align: justify;">Subana, M dan Sunarti, 2009. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia: Berbagai Pendekatan Metode Tehnik Dan Pengajaran. Bandung: CV PUSTAKA SETIA</div><div style="text-align: justify;">Suseno, Franz Magnis, 1987. Etika Dasar: Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, Yogyakarta: KANISIUS</div><div style="text-align: justify;">Slavin,2000. Belajar (online), (http://id.wikipedia.org/w/index.php), Diakses 29 maret 2011</div><div style="text-align: justify;">Vos, H. De, 2002, Pengantar Etika, Terjemahan Oleh Soejono Soemargono, 2002, Yogyakrta: PT TIARA WACANA YOGYA.</div><div style="text-align: justify;">Zuhairini, 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-86555101425082436692011-05-07T14:13:00.000+07:002011-05-07T14:13:20.066+07:00ETIKA BELAR MENGAJAR DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI<div style="text-align: center;">BELAJAR –MENGAJAR DALAM KITAB IHYA’ ULUMIDDIN</div><div style="text-align: center;">AL-GHOZALI</div><div style="text-align: center;">Oleh: Hartono Junaidi</div><br />
HAKIKAT DAN KONSEP BELAJAR<br />
Al-ghzali mengawali belajar dengan anak didik mengetahui ketutamaan belajar yaitu : <br />
<br />
1.Dalam al qur’an , mengapa tidak pergi tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama (at-taubah : 122)<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
2.Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu tidak mengetahui ( An- Nahl : 43)<br />
<br />
3.Sesungguhnya malaikat itu mementanngkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu (belajar) karena ridho kepada yang ia lakukan (hr. Buhori muslim dari hadis abu huraurah)<br />
<br />
4.Sungguh kamu pergi lalu kamu belajar satu bab dari ilmu itu, lebih baik dari pada kamu sjolat setatus rekaat (hr. ahmad)<br />
<br />
5.Menuntut ilmu (beajar) fardu bagi (wajib) umat muslim (hr. Abu naim)<br />
<br />
6.Ilmu itu gudang dan kuncinya adalah berta nya. Ketahuilah maka bertanyalah, sungguh padanya diberi pahala empat orang yaitu : penanya, orang yang berilmu, pendengar, dan orang yang senang kepada mereka (HR. At-Tabrani)<br />
<br />
7.Mengahadiri majlis orang alim (berilmu) adalah lebih utama daripada sholat seribu raka’at, menjenguk orang sakit dan menghadiri seribu jenazah ‘’, lalu ditanyakan : wahai rasulullah dan dari membaca al-qur’an ?’’ lalu beliau SAW bersabda : apakah al-qur’an itu bermanfaat kecuali dengan ilmu (hadis disebutkan oleh ibnu al-jauzi)<br />
<br />
8.Abud darra’ ra : sungguh saya belajar satu masalah lebih saya sukai dari pada mendirikan shalat malam (shalat sunat pada malah hari)’’ dan ia berkata juga : Orang yang berilmu dan orang yang belajar ilmu itu adalah Sekutu dalam kebaikan, sedangkan seluruh manusia lainnya adalah dungu tidak ada kebaikan kepadanya. Dan ia berkata juga : Jadilah orang pandai atau orang belajar atau orang yang mendengarkan (ilmu) dan jangan kamu menjadi orang ang keempat (orang dungu) maka kamu binasa.<br />
<br />
9.Asya-fii ‘ra berkata : menuntut ilmu itu adalan lebih utama dari pada solat sunnat<br />
<br />
<br />
ETIKA BELAJAR (ANAK DIDIK)<br />
<br />
Adapun anak didik maka etika kesopanannya dan tugas-tugasnya yang nampak itu banyak, tetapi pengelompokannya tersusun dalam sepuluh kalimat yaitu<br />
<br />
1.Tugas pertama : mendahulukan kesucian jiwa dari etika yang hina dan sifat-sifat yang tercela. Karena ilmu adalah ibadahnya hati, dan solatnya sinar dan pendekatan batin kepada allah ta’ala.<br />
<br />
2.Tugas kedua : mensedikitkan hubungan-hubungannya dengan dengan kesibukan dunia, dan menjauh dari keluarga dan tanah air, karena hubungan-hubungan itu menyibukkan dan memalingkan. Al-ghazali menjelaskan bahwa : betapaun pikiran itu terbagi-bagi maka pikiran itu terbatas dari mengetahui hakikat-hakikat.<br />
<br />
3.Tugas ketiga : tidak sombong karena ilmu dan tidak menentang guru namun ia serahkan kendali urusannya kepada guru itu secara keseluruhan dalam stia rincian, dan mendengarkan nasihatnya.<br />
<br />
4.Tugas keempat : orang yang baru menerjunkan diri dalam ilmu pada awal langkahnya agar menjaga diri dari mendengan pendapat manusia yang berbeda-beda. Baik ia menerjunkan diri dari ilmu-ilmu dunia ataupun akhirat.<br />
<br />
5.Tugas kelima : orang yang mencari ilmu itu tidak meninggalkan satu vak ilmu-ilmu yang terpuji, dan tidak pula salah satu macam-macamnya kecuali ia melihat padanya dengan pandangan yang menilik kepada tujuan dan penghabisan, kemudian jika ia mempunyai umur maka ia memperdalaminya.<br />
<br />
6.Tugas keenam : ia tidak menerjunkan diri didalam suatu vak ilmu sekaligus, tetapi ia menjaga tertib/urutan, dan ia memulai dengan yang paling penting.7.Tugas ketujuh : tidak menerjunkan diri ke dalam satu vak ilmu sehingga ia menguasai secara baik vak yang sebelumnya, karena ilmu itu bertingka-tingakat dengan tingkatan yang pasti.<br />
<br />
8.Tugas kedelapan : ia mengetahui sebab yang dapat untuk mengetahui semulia-mulia ilmu, yaitu ada dua “ kemuliaan buah ilmu” dan “kepercayaan dalil dan kekuatannya”<br />
<br />
9.Tugas yang kesembilan: tugas murid sekarang adalah menghiasi dan mengindahkan batinnya dengan keutamaan, dan besok adalah mendekatkan diri kepada Allah yang maha suci, dan mendaki untuk bertetangga dengan kelompok yang tinggi dari para malaikat dan orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). Dan dengannya (ilmu) ia tidak bermaksud untuk memperoleh kepemimpinan, harta, dan pangkat, berdebat dengan orang bodoh dan berbangga terhadap teman-teman.<br />
<br />
10.Tugas kesepuluh adalah ia mengetahui nisbat/ kaitan ilmu-ilmu dengan tujuannya, sebagaimana tujuan yang tinggi dan mendekat, itu berpengaruh kepada tujuan yang jauh, dan yang penting berpengaruh atas yang lainnya. Pengertian pentind adalah sesuatu yang penting bagimu dan dan tidaklah penting bagimu kecuali urusanmu mengenai dunia dan akhirat. <br />
<br />
ETIKA MENGAJAR (GURU)<br />
Betapapun kesibuan guru dan ia telah menyandang urusan besar dan juga ada bahaya besar maka peliharalah tata kesopanan dan tugas-tuganya yaitu: <br />
<br />
1.Tugas yang pertama adalah belas kasih kepada orang-orang yang belajar dan memperlakukan mereka seperti memperlakukan anak-anaknya, rasullullah bersabda ‘’ sesungguhnya saya bagimu adalah seperti orang tua kepada anaknya. (HR. Abu Daud).<br />
<br />
2.Tugas yang kedua adalah ia mengikuti pemilik syara’ (nabi) SAW. Maka ia tidak di upah karena memberitahukan (mengajarkan) ilmu, dan tidak bermaksud balasan dan terima kasih dengannya, tetapi ia mengajar dengan karena mencari keridhaan allah ta’ala dan mendekatkan diri kepadaNya.<br />
<br />
3.Tugas yang ketiga adalah jangan ia meninggalkan sedikitpun dari nasihat-nasihat guru, demikian itu cegahan guru untuk memasuki tingkatan sebelum ia berhak, dan sibuk dengan ilmu yang samar sebelum selesai dari ilmu yang jelas.<br />
<br />
4.Tugas yang keempat adalah hal-hal yang halus dari pekerjaan mengjar, yaitu mencegah murid dari akhlak yang buruk dengan jalan sindiran, sedapat mungkin tidak dengan terang-terangan, dengan jalan kasih sayang, tidak dengan jalan membuka rahasia. karena terang-terangan itu merusak tirai kewibawaan dan menyebabkan berani menyerang karena perbedaan pendapat.<br />
<br />
5.Tugas yang kelima adalah orang yang bertanggung jawab dengan sebagian ilmu itu seyogya untuk tidak memburukkan ilmu-ilmu yang diluar keahliannya dikalangan muridnya. Seperti ilmu bahasa memburukkan ilmu fiqih.<br />
<br />
6.Tugas yang keenam adalah ia mencukupkan bagi murid itu menurut kadar pemahamannya, maka ia tidak menyampaikan kepada murid suatu yang tidak terjangkau oleh akalnya. <br />
<br />
7.Tugas yang ketujuh adalah seyogyanya menyampaikan kepada murid yang pendek (akal) akan sesuatu yang jelas dan patut baginya, dan ia tidak menyebutkan kepadanya bahwa di balik ini ada sesuatu yang detail dimana ia menyimpannya dari padanya.<br />
<br />
8.Tugas yang kedelapan adalah guru itu mengamalkan ilmunya. Janganlah ia mendustakan perkataannya karena ilmu itu diperoleh dengan pandangan hati sedangkan pengalaman itu diperoleh dengan pandangan mata. <br />
<br />
<br />
NB: Etika belajar mengajar adalah judul skripsi ongos,sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan di IDIA prenduan madura, yang insyaallah akan dikaji dalam waktu terdekat dan penulis minta do’anya agar senantiasa penulis dimudahkan oleh allah untuk mengkaji karya2 al-ghazali. (amien)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-72794895094081240282011-03-23T20:18:00.000+07:002011-03-23T20:18:30.813+07:00LIRIK LAGU UDIN SEDUNIA BAHASA SASAKUDIINNNN Ana Habibi Majnun<br />
Ana ,Anta, Ana UDIN Majnun<br />
<br />
Niki Lagu Tentang Sopoq Name<br />
Ongkat Dengan Udin Sino Arane Kolot<br />
Jari Lagu Maiq Endah Tedengah<br />
Lamun Ndeq Percaye, Silaq Denger Bareng2<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
UDIN Saq Pertame Arane AWALUDIN<br />
UDIN Saq Girang Leq Kamar Arane KAMARUNDIN<br />
UDIN Saq Irup Leq Langan Arane JALALUDIN<br />
UDIN Jari Pengarat Arane SAPIUDIN<br />
<br />
UDIN2 Arane Kolot Laguq Terkenal<br />
Udin2 Timaq Timaqne Kolot Lueq Demenang<br />
<br />
UDIN Girang Jok Masjid Arane ALIMUDIN<br />
UDIN Rajin Berdo’e Arane AMINUDIN<br />
UDIN Saq Jogang Gile Arane Sarafudin<br />
UDIN Saq Masih Waras Arane SADARUDIN<br />
<br />
UDIN2 Arane Kolot Laguq Terkenal<br />
UDIN2 Timaq Timaqne Kolot Lueq Demenang<br />
<br />
UDIN Saq Dagang Puntiq Arane SARIFUDIN<br />
UDIN Girang SMS arane HAFIPUDIN<br />
UDIN Saq Girang Sakit Tian Arane MAHMUDIN<br />
UDIN Saq Girang Jok WC Arane TAHIRUDIN<br />
<br />
UDIN2 Arane Kolot Laguq Terkenal<br />
UDIN2 Timaq Timaqne Kolot Lueq DEMENANG<br />
<br />
UDIN Girang Ngerokok Arane JISMSUDIN<br />
UDIN Girang Berperang Arane BADARUDIN<br />
UDIN Irup-ne Pasrah Arane NASIPUDIN<br />
UDIN Saq Terahir Arane AHIRUDIN<br />
<br />
UDIN2 Arane Kolot Laguq Terkenal<br />
UDIN2 Timaq Timaqne Kolot Lueq DEMENANG<br />
<br />
<b>Kosa kata dalam lirik lagu udin sedunia</b><br />
Arane : Namanya<br />
Sopoq : Satu<br />
Ongkat : Kata<br />
Dengan : Orang<br />
Kolot : Norak<br />
Jari : Jadi<br />
Maiq : Asik/Enak<br />
Irup : hidup<br />
Ngarat : pengembala<br />
Girang : doyan/ suka dalam sikap<br />
Jogang : gila<br />
Gile : gila-gialaan<br />
Laguq : tapi<br />
Arane: namanya<br />
Jika ditambah (ne) jadi diatrikan (nya) untuk objek <br />
<br />
<span class="fullpost"> </span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-87082426710881078372011-03-23T20:03:00.007+07:002011-03-23T20:59:59.948+07:00BELAJAR BAHASA SASAK KEREN IISebelumnya aku minta maaf yah....coz lama terbitnya...<br />
aku sekarang lagi sibuk skripsi....tapi alhamdulillah dengan p<br />
permintaan dari sahabat pembaca aku jadi termotivsi dan jadi serius..<br />
padahal sebelumnya aku cuman iseng-iseng doang...so sorry'''''<br />
"belajar bahasa sasak keren" kali ini lumayan beda..lah,,, <br />
<br />
<b>BAHASA SASAK BUAT ANAK MUDA</b><br />
Anak kuliahan : kanak kuliah<br />
Bangun pagi : tures kelemak/tues aru-aru<br />
Bikin kopi : piaq kupi<br />
Mandi : mandiq<br />
Baju: tangkong<br />
Celana: selane<br />
<a name='more'></a><br />
Kalung : tondang<br />
Anting : sengkang<br />
Sisir: serang/sedang<br />
Minyak rambut: kejames<br />
Hape : hape<br />
Motor: montor<br />
Mobil: mobil/montor beleq<br />
Besar: beleq<br />
Kecil : kodeq<br />
Cewek muda : dedare<br />
Cowok muda : bajang<br />
Laki: mame<br />
Perempuan/cewek : nine<br />
Cakep : ganteng/solah<br />
Cantik : inges<br />
Tua : toaq<br />
Kakek : papuq<br />
Nenek : papuq nine<br />
Istri : seninaq<br />
Suami : semamaq<br />
Keponakan : Ruan<br />
Pacar: Beraye<br />
Pacaran : Berayean<br />
Temen : Batur<br />
Temenan: Bebaturan<br />
Sepupu/Misan : Ruan<br />
Paman: Tuaq<br />
Bibik : Saiq<br />
Siapa: Sai<br />
Kakak: Kakak<br />
Adik : Arik<br />
Punya: Bedoe<br />
Punyaku : Aku bedoe<br />
Kekantin yuk: Jak warung en-the<br />
Pergi poto copy yuk: Lalo motocopy en-the<br />
Males: Abot<br />
Capek: Lelah<br />
Keringatan : Unseng<br />
Jalan : Lampaq<br />
Jalan jalan: Lampaq-lampaq<br />
Sandal : Lampak<br />
Sepatu : Sepatu<br />
Pusing : Pineng<br />
Pijit: Urut<br />
Memijit: Ngerurut<br />
Contoh : araq pire semamaqm…?<br />
<br />
<b><br />
</b><br />
<b>BAHASA SASAK SIFAT2 MANUSIA</b><br />
Rajin : Rajin<br />
Baik hati : Solah Ate<br />
Pintar : Pinter<br />
Cerdas : Solah Otak<br />
Cerdik : Luek akal<br />
Jujur: Jujur<br />
Sopan: Aluh/ sOlah2<br />
Rendah hati: Rendah ate<br />
Adil : Adil<br />
Berani : Bani<br />
Pendiam : Penedoq<br />
Lugu : BOngOh<br />
Lemah-lembut : Solah2 entan<br />
Lucu : Lucu<br />
Hemat/cermat: Apik<br />
Pemarah : gedeq-kan<br />
Bodoh : bege<br />
Malas : abOt<br />
Sombong : begaye<br />
Curang : curang<br />
Kurang ajar/ Tidak sopan : KesOan<br />
Bengis: Bengis <br />
Kasar : kasar/ lengE<br />
Perkasa/pemberani : wanEn<br />
Pembohong : Bejajah/lekaq<br />
Malu : ilaq /lile<br />
Norak : kOlOt<br />
Contoh : pinter-pinter jari berayem gih…!<br />
<br />
<br />
<b>BAHASA SASAK WARNA-WARNA</b><br />
Warna : warne<br />
Hitam : bireng/ bideng<br />
Putih : puteq<br />
Merah : beaq<br />
Biru : ampuk<br />
Kuning : kuning<br />
Hijau : ijo<br />
Coklat : coklat<br />
Abu-abu : abu-abu<br />
Orange : kuning toaq/ oren<br />
Ungu : ampuk lomaq<br />
Pink: beaq odaq<br />
Contoh : warne ape tangkong side..?<br />
<br />
<br />
<b>BAHASA SASAK NAMA BILANGAN</b><br />
1 : Sekeq/ Sopok <br />
2 : Due<br />
3 : Telu<br />
4 : Empat<br />
5 : Lime<br />
6 : Enem<br />
7 : Pituq<br />
8 : Baluq<br />
9 : Siwaq<br />
10 : Sepulu<br />
11: SOlas<br />
12 : Due Olas<br />
Belasan : Solas<br />
Puluhan : Pulu<br />
Rubuan : Ribu<br />
Jutaan : Jute<br />
Miliar : Meliar<br />
Triliunan : Liun/ Triliun<br />
Contoh : arak due olas ye berayem…?<br />
<br />
<b><br />
</b><br />
<b>BAHASA SASAK ANGGOTA BADAN</b><br />
Kepala : Ulu / Otaq<br />
Rambut : Bulu<br />
Mata : Penenteng/ Mate <br />
Telinga : Kentoq<br />
Hidung : Idung / Irung<br />
Bibir : Biwih<br />
Gigi : Gigi<br />
Lidah : Elaq<br />
Leher : Belong<br />
Dada : Dade<br />
Payudara : Susu<br />
Lengan : Betek<br />
Ketiak : KELELEK<br />
Jari : Ranggot<br />
Perut : Tian<br />
Pusar : Puset<br />
Pinggul : Keng/ KENG<br />
Pantat/Bokong : Buit/ Tombong<br />
Kemaluan wanita : Pepeq/ Tele<br />
Kemaluan pria : Butoq/ Botoq<br />
Paha : Impugn<br />
Lutut/Dengkul : Jengku<br />
Betis : Betis<br />
Kaki : Nae<br />
Telapak : Lampak<br />
Uban : RAMBOK <br />
Contoh : wah rambok bulune..?<br />
<br />
NB: Untuk percakapan aku ga bikin ..coz kemaren udah ada ...na jadi yg ini tinggal dibikin sendiri aja...Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-7371946083435660398.post-80786610766305239122011-03-18T15:29:00.003+07:002011-11-07T12:32:08.020+07:00TERNYATA TUHAN MASIH CINTA SAMA KITA<div style="text-align: justify;">Oleh: hartono junaidi 16-maret-2011</div><div style="text-align: justify;">Sebelumnya kita harus sadar bahwa jika Ingin dicintai sama yang mencintai maka kita harus mencintainya dulu yang mencitai kita.</div><div style="text-align: justify;">Contoh kecil dari kecintaan tuhan kepada kita: misalnya ketika kita hendak melakukn kejelekan kenapa ia tidak lasung mengazab kita sesuai kehendaknya. <br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;">Kadang juga kenapa kita sempat berfikir bahwa tuhan memberi kita musibah seperti ini. Kita harus belajar berfikir fositive karena dengan ini kita bisa mengingat siapa yang membuat cobaan atau musibah yang kita alami.</div><div style="text-align: justify;"><b>Bukti Kongkrit Kecintaan Tuhan Sama Kita Dalam Kitab Perjanjian Akhir Yaitu Al-qur’an </b></div><div style="text-align: justify;">Tuhan berkata :</div><div style="text-align: justify;">Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada tuhannya</div>(al-baqarah, 165)<br />
<div style="text-align: justify;">Tuhan mencintai mereka dan merekapun mencintainya (al-maidah, 54)</div><div style="text-align: justify;">Bukti Kongkrit Dari Kata-Kata Rosulnya </div><div style="text-align: justify;">Tidaklah seseorang di antara kamu beriman sehingga ia jadikan tuhan dan rosulnya lebih ia cintai dari pada keluarganya dan manusia seluruhnya.</div><div style="text-align: justify;">Dan juga dalam do’a rosul mengucapkan:” ya tuhan, karuniakanlah kepadaku kecintaan kepadamu, kecintaan kepada orang yang mencintaimu dan kecintaan apa saja yang mendekatkan diriku kepada kecintaanmu, jadikanlah zatmu lebih aku cintai daripada air yang dirngin.”</div><div style="text-align: justify;"><b>Siapakah Tuhan ?</b></div><div style="text-align: justify;">Kita jawab saja dengan agama masing-masing. Karena dengan ini hati akan damai, dan persahabatan jadi dekat. Ingat sesungguhnya orang yang berilmu itu akan lebih mengetahui suatu masalah sebelum masalah itu akan terjadi. Jadi yang saya inginkan disini adalah kita harus saling memahami walaupun beda agama, tapi pahami dulu yang meng-adakan agama ini adalah tuhan itu sendiri. Jika tidak ada tuhan ngapain ada ajaran, tradisi , keyakinan…..</div><div style="text-align: justify;"><b>Makna Cinta</b></div><div style="text-align: justify;">Cinta adalah kecendrungan jiwa ke-padanya karena keberadaannya sebagai sesuatu kelezatan padanya. Jadi setiap yang bertambah kelezatannya pasti menambah kecintaannya. Logikanya jika anggur itu lezat pasti kamu suka (cinta)</div><div style="text-align: justify;">Contah kelezatan yang kita hendak cintai</div><div style="text-align: justify;">Kelezatan mata dalam melihat, kelezatan telinga dalam mendengar, kelezatan tangan dalam memegang sesuatu yang dibutuhkan, kelezatan jari dalam mengetik atau menulis sesuatu yang dibutuhkan, kelezatan hidung dalam menghirup aroma yang dinginkan, kelezatan leher karena dengan leher kita bisa seimbang dan jadi cantik-cakep, kelezatan rasa dalam merasakan sesuatu yang diinginkan, kelezatan hati, otak, rambut, bulu, kaki, betis, jari kaki, kuku , telapak tangan-kaki.</div><div style="text-align: justify;">Sudah banyak kelezatan yang kita miliki dari tuhan yang menciptakannya, jadi apakah pantas kita tidak mencintainya..?</div><div style="text-align: justify;">Apakah kita harus cinta kepada yang mengasihi kelezatan ? ya haruslah. Apakah kita harus membalasnya.? Kalo bisa balas dong…takun tidak dicinta ama yang mengasihi zat</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">NB: Tuhan adalah Allah, Rosul adalah Nabi Muhammad, kita adalah Manusia</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"> </span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/02267280887809160853noreply@blogger.com0