Monday 12 November 2012

Sejarah Filsafat Pendidikan Cina


Filsafat pendidikan dalam kehidupan sehari-hari, jiwa manusia terpenuhi dengan urusan dan pelik liku kehidupan. Kehidupan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, semua kehidupan tidak lepas dari dimensi waktu (Dimensi Of Time). Filsafat pendidikan di indonesia bayak pengolahan dari bangsa pribumi dan disisi lain ada juga yang menerapkan konsep filsafat pendidikan dari tokoh-tokoh islam, seperti, Imam al-Ghazali, Ibnu Kholdun, Al-Zar Nuji, kebanyakan dari pendidikan pesantren. Sasaran filsafat pendidkan yang dimaksud penulis adalah sasarannya adalah Konsep jiwa manusia untuk mencapai “paham dan kesadaran” anak didik,  yang kita mengerti dan yang kita pahami kadang berbeda-beda separti kata imam al-Ghazali mengatakan bahwa konsep jiwa adalah yang tertanam kuat dalam diri manusia, adapun diliahat dari segi biologi jiwa itu adalah hati. Maka dari sini penulis mengambil tulisan dari buku sejarah filsafat cina yang ditulis oleh Fung Yu Lan. Tujuan penulis disini adalah untuk membagi tulisan dan bacaan serta wawasan yang penulis dapatkan dari bacaan. He he..lansung aja deh.
Kedudukan filsafat dalam peradaban cina bisa disamakan dengan kedudukan agama pada peradaban-peradaban lain. Di Cina, filsafat selalu menjadi perhatian bagi setiap orang yang berpendidikan. Pada masa lalu, jika seseorng merupakan orang  yang berpendidikan, maka pendidikan yang ia terima adalah  bidang filsafat. Ketika anak-anak masuk sekolah, maka buku yang empat (The Four Book), terdiri dari untaian ajaran Conficius (Confucius Analects), buku Mencius (Book of Mencius), pelajaran Agung (The Great Learning) dan doktrin jalan tengah (The Doctrine Of The Mean), merupakan buku-buku yang pertama kali meraka baca. Buku yang empat itu adalah naskah-naskah yang terpenting dari filsafat pengaut Neo-Confusionisme.
Kadang ketika anak-anak baru mulai belajar membaca huruf, mereka diberi sejenis buku pelajaran (TexBook) membaca. Buku ini dikenal dengan buku klasik tiga huruf (Tree Caracter Classic), dan disebut demikian karena masing-masing kalimat di dalamnya terdiri dari tiga huruf yang diatur sedemikian rupa sehingga ketika dibaca mereka menghasilkan efek Ritmik, dan dengan demikian membantu anak-anak untuk mengingatkan secara mudah. Buku ini sesungguhnya adalah buku tingkat dasar, pernyataan yang paling awal di dalamnya adalah bahwa “ kodrat manusia pada awalnya adalah baik” peryataan ini adalah salah satu gagasan fundamental dalam filsafat Mencius. (berambung)
 Oleh Hartono Juanaidi,S.Pd.I
Ditulis pada 12-12-12 untuk mengisi kekosongan kegiatan dalam kehidupan

0 komentar:

Post a Comment