Apakah benar kalo semua orang itu butuh bahagia? Jika benar maka, ia telah mem-fungsikan hati ,nurani,jiwa, dan rohnya. Namun sedikit-banyaknya orang pasti butuh kebahgian. Tapi gimana cara orang bahagia? Apakah bahagia ini bisa diracari dengan sengaja atau tidak sengaja? (aku bingung) tapi dalam analisisku sendiri kebahagiaan hanya ada dalam hati yang bertempat pada jiwa. Karena kadang kita sering melihat yang indah tapi tidak mem-bahagiakan, jadi tepat katanya imam al-ghazali, kebahagiaan itu tumbuh dalam jiwa manusia yang terdalam. Jika jiwa sudah tenang dan damai maka terjadilah kebagiaan yang emang bener-bener bahagia. (buktiin kalo ga percaya)
Memang aku sadar sendiri, tidak pantas ngomong-nulis seperti ini (masih muda) namun kita sering denger kata tuhan dalam ayat suci, aku ajari mansia melalui pena namun dalam ayat sebelumnya telah ditekankan kalo manusia itu harus baca atas nama tuhannya. Apakah aku salah kalo nulis seperti ini. Apakah aku sombong atau curhatkah atau mungkin ini sebuah bukti kalo manusia itu bisa baca dan nulis. Kalo gara-gara baca dan nulis ini alas an yang “benar”. jadi kebukti dong apa yang dikatakan tuhan dalam ayat sucinya.
Aku kan manusia ..! harus sedikit tau dong tentang manusia, walapun ada ilmuan yang pernah bilang “dalam diri manusia sendiri sangant banyak pelajaran” pelajaran apa? Apakah pelajaran kehidupan, zamankah? Ini yang belum disadari ama manusia-manusia. Jika anda manusia pelajarilah mulai dari diri sendiri.
Sedikit banyak yang belum kita tau tentang manusia, udah biasa dalam telinga dengan istilah, berpolitik, demokrasi, berbudaya, berkembang (revolusi), apalagi tentang kehidupan beragama aduuuh, banyak deh.
Kadang aku berfikir kalo agama itu hanya sebutan yang digunakan oleh manusia, karena dalam bahasa sangsekerta agama itu tradisi, sedangkan tradisi itu tidak jauh dengan kebudayaan, dan kebudayaan-pun tidak jauh dari manusia, juga manusia tidak jauh dari kehidupan, walaupun kehidpan yang bergantung kepada alam dan tuhannya. Apa benar kalo agama itu jalan-lancar gara-gara ada budaya ataukah sebaliknya ?.
“nikmatilah hidup yang kita mengerti”
0 komentar:
Post a Comment