Monday, 14 November 2011

AGAMA KONTEKSTUAL

Oleh: Hartono junaidi, 30-april-2011
Manusia tidak lepas dari agama kataku, karena agama sudah tertanam sejak masih dalam kandungan sang ibu. Hal ini adalah timbul Sebagai sebuah sistem kepercayaan, Islam sendiri secara internal berproses secara dinamis dan beragam sesuai dengan konteksnya masing-masing. Proses ini dapat dipastikan akan menemukan korelasi satu sama lain, baik dari aspek religiusitasnya maupun dari aspek sosial-kultural, politik dan aspek-aspek lain yang menyertainya. Sementara itu sebagai sebuah sistem komunal,
para pemeluk Islam menghadirkan ekspresi ke-Islaman yang varian. Banyak faktor yang mempengaruhi ekspresi politik umat Islam ketika berhadapan dengan realitas sosial dan politik yang berkembang. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh James P. Piscatori bahwa beragamnya ekspresi tersebut pada dasarnya bermuara pada beberapa faktor seperti doktrin Islam, sikap politik dan gerakan politik yang dilancarkan.

Memahami Terorisme di Indonesia
Murba Abu
After September 11, 2001, the Indonesian government opposed most American action againt terrorist group. During the American attack against the Taliban in Afghanistan, Jakarta permitted Islamic radicals to openly recruit and estimated 300 Indonesia volunteers to deploy to Afghanistan to join Al-Qa'idah and fight American forces. (Dana R. Dillon)
Salah satu kajian yang amat menarik pasca-tragedi 12 Oktober 2002 adalah bagaimana menjelaskan aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia.[2] Hampir semua negara yang memiliki kelompok Islam garis keras berupaya sekuat tenaga untuk menyumbangkan berbagai pandangan untuk mengatakan bahwa umat Islam itu bukan teroris, dan tidak semua aksi teroris itu mewakili umat Islam.[3] Namun, ini belum mampu menepis kecurigaan negara Barat terhadap Islam.[4] Dalam konteks inilah, upaya para sarjana untuk menjelaskan Islam kepada Barat merupakan tugas yang sangat berat. Sebab tantangan yang akan dihadapi, ibarat dua mata koin. Pada sisi pertama, terdapat nilai-nilai dalam Islam yang tampaknya sama sekali jauh dari aksi terorisme dan "wajib" bagi umat Islam untuk mengatakan kepada dunia bahwa mereka bukan teroris. Namun di sisi lain, Barat, melalui berbagai aksi propagandanya telah "berhasil" menciptakan image buildings bahwa ada sekelompok umat Islam yang harus dicurigai, sebab mereka disinyalir melakukan aksi terorisme.

Sumber bacaan dari bukunya : A. Maftuh Abegebriel, Negara Tuhan-2004

0 komentar:

Post a Comment