Monday, 14 November 2011

LIMA DIMENSI BERAGAMA DALAM HIDUP BERMAKNA DAN BAHAGIA

Oleh : Hartono Juanaidi
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا،/ مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ./ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ./ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ./ قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ./ قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا./ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا./ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا .أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ./ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Kaum muslimin jamaah solat jum’at rohimakumullah.

Masyarakat Islam bagaikan bangunan kokoh. iman bukan saja sebagai sendi terpenting dalam bangunan tersebut, tetapi juga menjadi unsur pokok bagi eksistensi umat Islam secara keseluruhan.
Firman allah dalam al-qur’an menerangkan bahwa :


Artinya : “Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali menyembah Allah, serta menulus-ikhlaskan agama baginya (beribadah mengharap keridoannya) sambil cendrung kepada tauhid, dan supaya mereka menegakkan sholat, memberi zakat, dan itulah agama yang lurus (benar).” QS.al-bayiyinah 98:5
Seorang Ilmuan pernah melakukan riset dengan bertahun-tahun dan fokus menelaah keberagamaan. Dia menyimpulkan bahwa agama (religiosity) itu terkait erat dengan lima dimensi yang mendasarinya, yaitu dimensi iman (belife), ritual (praktik beribadah), terpelajar dalam ilmu pengetahuan (intellectual), pengalaman beribadah (experience), dan dimensi teguh pendirian/keteguhan hati (consequence) .
Kaum muslimin jamaah solat jum’at rohimakumullah.
Dimensi yang Pertama, yaitu dimensi yang dalam bahasa agama disebut dengan iman (belife). Dalam dimensi ini dan tentunya terkait erat kepada segala sesuatu yang menjadi masalah (konsekuensi) dari kepercayaan itu. Pada dimensi ini, keberagamaan seseorang bergantung kepada sedalam mana ia meresapi keyakinannya tersebut. Hal itu akan banyak berpengaruh kepada sikap keberagamaan itu sendiri. Artinya keimanan seseorang akan melahirkan sikap keberagamaannya, baik dalam ibadah formal (mahdah) ataupun nonformal (ghoiro mahdah) karena itu iman sangat menentukan peg-hambaan terhadap tuhannya. Hujjatul islam al-imam al-ghazali dalam kitabnya mengatakan al-imaanu yaziidu wayangqus, (iman itu kadang bertambah dan kadang juga berkurang). dengan demikian karakteristik (taradisi/budaya) beragama seseorang pun akan seperti keimanannya terhadap Allah SWT. Dan allah telah mengajari kita melalui al-qur’an :


Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” QS.an-anfal (8) : 2
Kaum muslimin jamaah solat jum’at rohimakumullah.
Dimensi yang Kedua, adalah dimensi ritual, yaitu praktek keagamaan yang diharapkan oleh stiap pemeluk agama. Dalam perakteknya, hal tersebut sering pula terpengaruh atau dipengaruhi oleh aktivitas individunya. Belum lagi pengaruh tradisi (budaya, kebiasaan) yang berlansung pada mayarakat tersebut. Sehingga ritual yang berlansung pada masyarakat sering pula kental dan erat dengan tradisi yang ada. Ritual antara kelompok masyarakat yang lain juga berbeda, sekalipun bukan pada, masalah yang prinsip. Dengan demikian, pada tataran ini keberagamaan seseorang terkadang kurang mengemuka dan tercermin dengan baik dalam keseharian hidup kita.
Dimensi yang Ketiga, yaitu dimensi intellectual/ orang terpelajar (dalam segi pemahaman) pada dimensi ini, seseorang (diharapkan dapat memahami pengetahuan tentang agamanya sehingga dapat diwujudkan dalam kehidupan sosial (bermasyarakat). Tetapi sangat parah (ironis) bila saat ini agama hanya dijadikan sebagai proses perubahan (akumulasi) pengetahuan yang belum memengaruhi kehidupan keseharian pemeluknya dan hanya menjadi legalitas status beragama. Hal tersebut sepertinya sedang terjadi di zaman sekarang ini atu mungkin memang telah juga sejak dulu yang terwaris zaman ke kezaman sekarang. Tidak dapat kita mungkiri kenyataan yang ada saat ini bahwa tidak sedikit mereka banyak mengetahui, bahkan memahami tentang agama. Akan tetapi sangat disayangkan hanya mengemuka pada tataran ilmu pengetahuan saja dan tidak tercermin pada sikap hidup kesehariannya. Dalam al-qur’an sudah dikisahkan dengan pernyataan Allah SWT dengan berfirmannya :


Artinya : “ Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” QS.an-nahl (16) : 43
Kaum muslimin jamaah solat jum’at rohimakumullah.
Dimensi yang Keempat, adalah dimensi pengalaman (experience). Dimensi ini sulit diamati, meskipun demikian, hal apa yang menjadi pengalaman seseorang akan dapat memengaruhi cerminan keberagamaan dalam hidup kesehariannya. Kadang atas pengalaman ruhani atau karena sebab apa saja seseorang menjadi tekun dalam beribadah dan taat. Dimensi pengalaman juga sangat memengaruhi keberagamaan seseorang dalam praktik ibadah dan kesehariannya.
Dalam al-qur’an allah meyiapkan tempat bagi umatnya yang beramal soleh dengan baik, dan allah menjelaskan kita dengan berfirmanNYa :


“ Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai;( kekal mereka dalamnya;) (mereka di dalamnya) mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.” QS.an-isaa (4) : 57
Kaum muslimin jamaah solat jum’at rohimakumullah.
Dimensi yang Terakhir , yaitu dimensi teguh pendirian (consequence). Pada dimensi ini, memiliki hubungan erat dengan keempat dimensi sebelumnya, juga berpengaruh kepada keajengan seseorang dalam menjalankan keberagamaannya, sehingga dapat mewujuda dengan sempurna pada setiap aktivitas kehidupan penganutnya. Pengumpulan demensi-dimensi sebelumnya akan tercermin dalam dimensi ini, dan inilah dimensi ideal dalam keberagamaan seseorang yang dalam bahasa agama disebut dengan “istiqomah”. Dalam al-qura’an allah SWT menjelaskan dengan firmannya :


Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘tuhan kami adalah allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih,’ dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) sorga yang telah dijanjikan allah kepadamu.” QS.fushilat (41) : 30
Kesimpulan
Dari khotbah diatas dapat kita simpulkan beberapa kesimpulan semoga dengan kesimpulan ini kita bisa memahami makna agama yang lebih luas yaitu :
1. Ilmu mempercepat kita sampai tujuan, dan agama menentukan arah yang kita tuju.
2. Ilmu menyesuaikan manusia dengan lingkungannya, dan agama meyesuaikan dengan jati dirinya.
3. Ilmu hiasan lahir dan agama hiasan batin.
4. Ilmu memberikan kekuatan dan menerangi jalan, dan agama memberi harapan dan dorongan bagi jiwa.
5. Ilmu menjawab pertanyaan yang dimulai dengan “bagaimana” dan agama menjawab yang dimulai dengan “mengapa” .
6. Ilmu tidak jarang mengerahkan pikiran pemiliknya, sedangkan agama selalu menenangkan jiwa pemeluknya yang tulus.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ.
Khotbah dedua

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين/ وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله./ اللهم صل وسلم على سيدنا محمد الناطق بأفضل منطوق صلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه المؤدين للحقوق وعلى التابعين لهم بأحسان من سابق ومسبوق اما بعد.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
قَالَ تَعَالَى: (وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا) وَقَالَ: (وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا) ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ
فَقَالَ تعالى: (إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا). اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ/ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،/ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ./ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ/ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،/ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ./ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مجيب الدعوات ياقاصي الحاجات./ اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ./ اللهم إنا نسألك الثبات على دينك وشكر نعمتك وحسن عبادتك اللهم الصرف عنا الفواحش ومنكرات الأخلاق واهد شبابنا وأحسن عاقبتنا فى الأمور كلها وأجرنا من خزي الدنيا وعذاب الأخرة./ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا./ اللهم اجعل جمعتنا هدا جمعا مباركا معصوما وتفرقنا من بعده تفرقا مرحوما/ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار./ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عباد الله : إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكرواالله العظيم الجليل يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكر الله أكبر والله يعلم ماتصنعون. أقم الصلاة.

0 komentar:

Post a Comment